PT Agroabadi Makmur Persada menawarkan GAL-XeONE® kepada pelaku industri sawit. Pupuk yang bersifat controlled release ini diperkuat teknologi polimer , AVAIL dan NutriSphere-N .
PT Agroabadi Makmur Persada menampilkan transformasi pupuk GAL-XeONE® yang sebelumnya dikenal sebagai Simplot CRF. GAL-XeONE® memiliki kemasan dan bentuk pupuk yang lebih baik untuk dipergunakan industri perkebunan. Pupuk ini tetap diperkuat teknologi polimer sehingga membuat pelepasan nutrisi tetap efisien dan efektif.
“Simplot CRF telah bertransformasi menjadi GAL-XeONE®. Jadi merek simplot sudah di Tarik kembali oleh JR. SIMPLOT COMPANY. Selanjutnya, kami tawarkan pupuk yang lebih baik dari aspek kemasan dan bentuk. Tapi teknologinya tetap terbaik,” jelas Herry Eka Iswanto, PT Agroabadi Makmur Persada.
Herry menuturkan GAL-XeONE® telah bertransformasi untuk menjadi lebih baik lagi. Transformasi ini berjalan semenjak setahun lalu. GAL-XeONE® adalah pupuk yang bersifat controlled release. Pupuk berbentuk granul ini punya waktu rilis antara 9 bulan – 10 bulan, bahkan kita dapat membuat pesanan untuk pelepasan (rilis) unsur 4 -6 bulan . Dengan catatan komposisi NPK yang sudah kita daftarkan ke SNI.
GAL-XeONE® menggunakan teknologi dari JR.Simplot Company yang berkantor pusat di Boise negara bagian Idaho, Amerika Serikat. Pupuk ini dikembangkan menggunakan teknologi NASA, Badan Antariksa Amerika Serikat. Lapisan polimer GAL-XeONE® terdiri dari monomer A dan monomer B yang digabungkan menjadi coating polimer.
Teknologi polimer di dalam GAL-XeONE® dapat membantu pelepasan nutrisi tanaman secara bertahap ini meningkatkan efisiensi, membatasi kerusakan tanaman, dan mengurangi kehilangan unsur hara. Teknologi polimer GAL-XeONE® berperan sebagai coating untuk membantu pengendalian pelepasan unsur hara melalui proses penyerapan air ke dalam coating untuk membentuk larutan nutrisi unsur hara. Selanjutnya, unsur hara lepas dari coating untuk diserap tanaman atau biasa disebut proses Reverse Osmosis. Proses Reverse Osmosis ini dimulai dengan proses penyerapan kelembaban.
Yang menarik adalah pelepasan unsur hara GAL-XeONE® mengikuti proses alami siklus kehidupan tanaman. Ketika siang hari, tanaman melakukan proses fotosintesis yang membutuhkan banyak energi dan makanan, dimana kala itu suhu tanah naik. Maka, partikel polimer coating GAL-XeONE® bergerak semakin cepat. Alhasil, akan erbentuk rongga sebagai jalan keluar unsur hara dari dalam pupuk ke tanah untuk diserap akar tanaman.
Proses pelepasan unsur hara GAL-XeONE® terjadi antara 9-10 bulan dengan kondisi rata-rata suhu tanah di Indonesia sebesar 30 derajat celcius. Kelebihan teknologi polimer GAL-XeONE® yaitu tidak dipengaruhi oleh Ph tanah, aktivitas mikrobiologi, jenis tanah, dan kelembaban tanah. Mekanisme pelepasan unsur hara pun hanya dipengaruhi oleh suhu tanah, semakin tinggi suhu tanah semakin cepat pelepasannya, begitu sebaliknya, serta oleh ketebalan coating, semakin tipis coating, semakin cepat pelepasan unsur hara, begitu sebaliknya.
Sewaktu malam hari ketika tan aman beristirahat, aktivitas tanaman menyerap unsur hara menjadi rendah. Disinilah, partikel polimer coating GAL-XeONE® bergerak melambat seiring semakin rendahnya suhu tanah, sehingga rongga jalan keluar unsur hara dari dalam pupuk akan menutup. Kemampuan teknologi polimer ini dapat membantu tingkat penyerapan unsur hara oleh tanaman dapat mencapai 95%.
Herry menjelaskan bahwa GAL-XeONE® mampu meningkatkan efisiensi dan efektivitas dalam penyerapan unsur hara kepada tanaman. PT Agroabadi Makmur Persada selaku pemegang pendaftaran dan Importir ,menyediakan pupuk GAL-XeONE® untuk perkebunan sawit, yang terdiri dari tiga komposisi yaitu 18-7-9+3Mg+TE (Classsic) & 22.6.10+2Mg+TE untuk tanaman di fase pre nursery, main nursery , Hole Planting, TBM 1 &2 . Adapula, 12-6-30+Mg+TE dipakai tanaman pada fase TBM 3 dan Tanaman menghasilkan (TM). Pelepasan unsur hara pupuk ini memakai pola staged nutrient release di mana tahap awal dominan melepas unsur fosfat atau P untuk perkembangan akar. Selanjutnya, N (nitrogen) bagi pertumbuhan vegetatif, dan unsur K yang ditujukan kepada pertumbuhan generatif, ketahanan tanaman serta pembentukan buah.
(Selengkapnya dapat di baca di Majalah Sawit Indonesia, Edisi 97)