JAKARTA, SAWIT INDONESIA – Isu liar bermunculan pasca Mundurnya dua petinggi Wilmar yaitu Martua Sitorus dan Hendri Saksti. Salah satunya dikaitkan laporan deforestasi yang diterbitkan Greenpeace pada Juni kemarin. Apakah benar isu tersebut?
Petinggi Wilmar Indonesia yang enggan disebutkan namanya, menepis informasi bahwa resign-nya Martua Sitorus dari Wilmar karena laporan deforestasi Greenpeace. “Beliau ingin konsentrasi dengan bisnisnya. Nggaklah kalau isu deforestasi,” ujarnya.
Setelah pensiun dari Executive Deputy Chairman Wilmar pada 31 Maret 2017, Martua Sitorus diangkat sebagai Non-Independent Non-Executive Director.
Nama Martua dikaitkan dengan kelompok usaha baru sawit yaitu Gama Plantation. Nama Gama berasal dari singkatan Ganda dan Martua. Ganda adalah saudara tua Martua.
Gama Plantation berkantor pusat di Gama Tower, Jakarta, mempunyai perkebunan sawit lebih dari 250 ribu hektara serta pengolahannya yang berkembang sangat pesat dan tersebar di beberapa lokasi seperti Jambi, Riau, Aceh, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Sulawesi Barat dan Papua
Dalam laporan resmi Wilmar International di Bursa Saham Singapura dijelaskan bahwa pengunduran diri Martua Sitorus sebagai Direktur Non-Eksekutif Non-Independen efektif per 15 Juli 2018. Perusahaan ini juga mengumumkan pengunduran diri Hendri Saksti, Country Head Wilmar Indonesia, yang berlaku semenjak 31 Agustus 2018.
Note: artikel telah direvisi untuk jabatan Hendri Saksti.