PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk menggandeng Borneo Orangutan Survival Foundation dalam kegiatan konservasi orangutan. Menyiapkan area khusus konservasi di Pulau Badak Kecil. Dalam setahun, dana dikucurkan perusahan antara Rp 10 miliar-Rp 18 miliar.
Senin, 1 April 2017, jam menujukkan pukul enam pagi. Namun, panasnya matahari di Palangka Raya, Kalimantan Tengah sudah cukup menyengat. Temperatur udara di telepon genggam menujukkan angka 32 derajat celcius.
Pagi itu rombongan media termasuk Majalah Sawit Indonesia berkesempatan untuk mengunjungi kawasan konservasi Orangutan di Kepulauan Salat Nusa dan Nyaru Menteng. Perjalanan pertama menuju Salat Nusa yang masuk dalam wilayah Desa Pilang, Kabupaten Pulang Pisau. Desa Pilang berjarak 55 kilometer dari Palangka Raya ke arah timur.
Perjalanan tersebut, ditemani oleh seorang supir bernama Teguh. “Sudah siap panas-panasan mas?” tanyanya sambil tersenyum simpul dengan logat Jawa yang fasih. Pria berkulit gelap ini berasal dari keluarga transmigran dari Banyuwangi pada 1969. “Saya lahir di sini mas, tapi besar di Banyuwangi,” ujar kata lelaki berusiA 42 tahun ini.
Perjalanan pun berjalan sangat lancar. Suasana begitu lengang, sangat kontras apabila dibandingkan dengan Jakarta. Teguh bahkan mengendarai mobilnya dengan kecepatan 80 Km/jam di tengah kota. Kota yang digadang-gadang akan menjadi Ibu Kota Republik Indonesia ini sedang mempersiapkan sarana dan prasarana yang dibutuhkan.