PT Socfin Indonesia mempunyai tiga jenis varietas unggulan: DxP Unggul Socfindo LaMe, DxP Unggul Socfindo Yangambi, dan DxP Socfindo Moderat Tahan Gano (MTG). Masing-masing varietas punya kelebihan sesuai kebutuhan pelaku industri sawit Indonesia.
PT Socfin Indonesia (Socfindo) awalnya bernama Socfin SA telah berusia lebih dari 100 tahun dalam industri perkebunan sawit di Indonesia. Pembukaan lahan perkebunan kelapa sawit komersial di mulai pada November 1911 di Aceh Timur oleh M. Adrien Hallet. Pada saat bersamaan (1911-1912), M. Henri Fauconnier sahabatnya seorang pebisnis perkebunan di Malaysia, tertarik untuk mengimpor benih kelapa sawit dari M. Hallet untuk ditanam di Tenamarram, Malaysia. Potensi bisnis perkebunan sawit yang cukup menjanjikan tersebut dan adanya kebutuhan perluasan lahan, maka Socfin berinisiatif mengembangkan program pemuliaan kelapa sawit pada tahun 1913 di Kebun Seumadam, Madang Ara dan Tanjung Genteng dan selanjutnya dikembangkan di Bangun Bandar. Sejak itu, pertumbuhan luas areal perkebunan sawit terus meningkat hingga tahun 1925 mencapai 29 ribu hektare di wilayah pantai timur Sumatera, dimana sekitar 40% suplai benih berasal dari Socfin.
Indra Syahputra, Head of Socfindo Seed Production and Laboratorium Socfindo mengatakan Socfindo merupakan salah satu pusat program pemuliaan kelapa sawit yang berpengalaman lebih dari 100 tahun dan punya keahlian dalam menghasilkan bahan tanaman kelapa sawit melalui persilangan unggul. Salah satu misi yang diemban adalah membantu peningkatan produktivitas dan membangun perkebunan kelapa sawit nasional, juga ikut berperan dalam pengembangan tanaman sawit internasional.
Lebih lanjut, Indra juga menjelaskan distribusi benih unggul Socfindo di pasar global meliputi wilayah Afrika seperti Ghana, Sierra Leone, Liberia, Pantai Gading, Nigeria, Kongo, Gabon, Kamerun, wilayah Amerika Latin seperti Kolombia, Ekuador dan Wilayah Asia Tenggara seperti Myanmar. “Lebih dari 600 juta benih Socfin telah disalurkan ke pasar nasional dan internasional ”.
Sebelum tahun 1970, program pemuliaan adalah seleksi massa dan famili berdasarkan fenotif. Setelah itu, Socfindo mulai mengadopsi teknologi pemuliaan yang dikenal dengan nama RSS atau Seleksi Berulang Timbal Balik, yang telah sampai pada siklus tahap ketiga sampai saat ini. Dura Deli sebagai tetua betina sedangkan tetua jantan, Pisifera berasal dari Afrika. Benih DxP Unggul Socfindo merupakan reproduksi dari persilangan-persilangan terbaik dari kebun pengujian progeni yang ada di kebun percobaan Socfindo dan juga di kebun percobaan yang berada di Afrika, kata Indra.
Menurut Agustiaman Purba, Seed Marketing Socfindo, “kami hanya merilis benih yang berkualitas, di antaranya ada 3 varietas unggulan : DxP Unggul Socfindo LaMe, DxP Unggul Socfindo Yangambi, dan DxP Socfindo MT Gano, dimana setiap varietas memiliki karakteristik terbaik”.
Lebih lanjut Agustiaman menjelaskan keunggulan utama yang dimiliki DxP Unggul Socfindo LaMe lebih toleran terhadap cekaman abiotik lingkungan sehingga mampu menghasilkan jumlah janjang per pokok 25-33 janjang per tahun pada umur 3-5 tahun setelah tanam. Selain itu, pertumbuhan meninggi yang lambat (40-50 cm per tahun) membuat siklus ekonomi varietas ini lebih panjang, dapat mencapai 30 tahun.