Masa pendidikan di MIT itu saya gunakan sebaik-baiknya untuk belajar hal-hal baru yang belum sampai ke Indonesia. Ambil contoh soal pemanfaatan waktu atau manajemen waktu yang disebut just in time delivery (Pemenuhan kebutuhan komponen pada waktu yang tepat). Belakangan ketika menjadi Menteri Riset dan Teknologi, B.J. Habibie sering menyebut itu. Apa artiny? Satu perusahaan tak boleh membeli barang terlalu dini sebelum dibutuhkan betul buat perusahaan. Barang yang telah di beli tapi belum digunakan dan tersimpan di gudang sama artinya menyusutkan nilai modal yang terkandung dalam barang tersebut. Tapi bukan berarti mengundur-undur pembelian barang. Itu pun salah. Yang di maksud di sini adalah pembelian barang yang tepat waktu, sesuai pada saat dibutuhkan untuk menyokong kinerja perusahaan.
Saya memanfaatkan waktu senggang masa pendidikan untuk pergi mengunjungi kota-kota di Amerika Serikat. MIT menyediakan sebelas mobil untuk kami semua. Saya selalu jadi supir karena mengantongi SIM Internasioanl. Oka, Yoshi, dan Karim Dawood adalah kawan yang terbilang sering jadi penumpang saya. Kami melancong ke Boston, jalan-jalan di kota itu beramai-ramai bak mahasiswa sedang study tour. Kalau diingat-ingat lucu juga rasanya.
Suatu kai kami pernah ditilang polisi lalu lintas Boston. Malam itu saya, Harum Din, Alimin, dan Lou Hok Lin semobil. Saya mengendarai mobil agak kencang. Lampu merah kami terabas. Tak sadar ada polisi yang mengawasi gerak-gerik kami. Polisi memberhentikan mobil yang saya setir. Setelah memberikan hormat dan salam, ia pun meyebutkan kesalahan yang kami lakukan. Saya pun berlagak pilon dengan bereaksi layaknya orang yang tak berdosa. “Did we do that?” tanya saya kepada kawan-kawan yang juga bertingkah innocent. Pak polisi yang terlihat kebingungan melihat SIM internasional saya itu pun akhirnya membolehkan kami jalan. Lega rasanya walaupun jantung sempat berdebar tak karuan.
Sumber : Derom Bangun