JAKARTA, SAWIT INDONESIA – PT Eagle High Plantation Tbk berencana membangun Pabrik Kelapa Sawit (PKS) guna mendukung areal tertanam dan belum tertanam yang akan berproduksi beberapa tahun ke depan. Perseroan akan membangun dua pabrik baru, salah satu pabrik yang sedang dibangun berada di Papua.
“EHP memiliki aset tanaman belum menghasilkan yang dalam waktu 2-3 tahun ke depan akan mulai berproduksi. EHP berarti telah memiliki fundamental yang kuat, sehingga perusahaan membutuhkan capex untuk menunjang operasional dan memberikan nilai tambahan pada perusahaan,” kata Henderi Djunaidi, Chief of Finance Officer PT EHP, di Jakarta, Senin (7/8).
Ke depan, ia menyebut, 50 persen areal tanaman tersebut akan mulai berproduksi, sehingga EHP mesti membangun dan mengoperasikan 7-8 PKS yang berkapasitas rata-rata 45-60 ton per jam.
“Saat tanaman muda ini mulai mencapai usia 7-8 tahun, perusahaan akan membangun pabrik lebih agresif lagi,” katanya.
Untuk menghadap hal ini, Eagle High Plantation akan meningkatkan kapasitas PKS yang baru saja dibangun dari 45 ton per jam menjadi 90 ton per jam. Dengan demikian saat 3 tahun nanti penambahan kapasitas 45 ton per jam dapat dilakukan dengan cepat lewat penambahan beberapa unit mesin pendukung.
Selain belanja modal untuk pabrik sawit, perseroan membangun infrastruktur seperti perumahan karyawan, tanki penyimpanan dan pelabuhan. Saat ini untuk menunjang mayoritas 50% area tertanam yang berusia produktif, EHP telah mengoperasikan delapan PKS.
Emiten berkode BWPT ini mengelola area tertanam 150.000 ha, yang terdiri dari areal tanaman muda yang rata-rata berusia delapan tahun. Sementara itu, 50 persen adalah areal tanaman menghasilkan berusia 4-5 tahun, dan tanaman belum menghasilkan berusia 2-3 tahun yang ke depan akan mulai berproduksi.