JAKARTA, SAWIT INDONESIA – Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (APKASINDO) mengapresiasi riset Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) yang melakukan uji jalan kendaraan berbahan bakar 50% (B50) yang menempuh jarak 5.000 km. Uji jalan ini menempuh perjalanan dari Medan ke Jakarta, untuk selanjutnya kembali ke Medan, yang dimulai dari kantor PPKS Medan, Jumat kemarin (25 Januari 2019).
Ketika tiba di Pekanbaru, rombongan uji jalan kendaraan B50 singgah di sekretariat DPW APKASINDO Riau di Jl. Arifin Ahmad. Dalam rombongan, terdapat Dr. M.Ansori Nasution, M.Sc, Peneliti Utama PPKS Bidang Engineering Chemical. Ia merupakan alumni Tsukuba University Japan. Rombongan diterima oleh pengurus asosiasi petani sawit antara lain Gulat Manurung (Ketua DPW APKASINDO Riau), Rino Afrino (Sekjen DPP APKASINDO), dan Tolen Ketaren (Ketua Umum SAMADE).
“Apkasindo sangat mengapresiasi terobosan B50 ini. Dengan B50, kuota ekspor CPO Indonesia akan berkurang jauh artinya CPO Indonesia tidak tergantung kepada negara pembeli,” jelas Gulat Manurung.
Dalam perhitungan Gulat, penggunaan B50 akan meningkatkan pemakaian CPO di dalam negeri sampai 75%. Alhasil, kebijakan B50 akan mengkatrol harga TBS khususnya di tingkat petani swadaya.
Lebih lanjut dikatakan Gulat, uji jalan kendaraan B50 merupakan batu loncatan menuju B75 dan B100. Itu sebabnya, perlu komitmen di antara semua pelaku usaha sawit dalam upaya meningkatkan produksi untuk selalu mengedepankan kelestarian lingkungan.
Yang lebih penting, kata Gulat, penggunaan B50 dapat menjadikan industri sawit Indonesia lebih berdaulat tanpa tekanan negara asing manapun. Sebab, kampanye negatif dari negara pembeli bertujuan membeli CPO Indonesia dengan harga semurah mungkin.
“Dengan B50, negara pengimpor CPO tidak lagi dapat menekan sawit Indonesia karena serapan campuran sudah menyedot 75% dari total ekspor CPO di Indonesia,” pungkasnya.