PT Perkebunan Nusantara (PTPN) V menunjukkan tren pertumbuhan positif sepanjang 2-3 tahun terakhir dari aspek produksi sampai kinerja keuangan. Ada tangan dingin Jatmiko Santosa yang membawa perubahan besar bagi perusahaan perkebunan negara yang berkantor pusat di Riau.
“PTPN V harus menjadi salah satu yang terbaik, mampu bersaing dengan perkebunan swasta. Tidak cukup hanya menempati urutan ketiga atau keempat diantara 14 PTPN lainnya. Visi ini telah tertanam semenjak saya dipercaya mengelola perusahaan ini,” ujar Jatmiko dalam wawancara pada Juli lalu.
Di bidang SDM, ia menghadapi persoalan mental blocking di dalam diri karyawan PTPN V. Selama ini, karyawan berpandangan bahwa sangatlah wajar kinerja dan produksi PTPN V menempati urutan ketiga atau keempat, di bawah induknya. Apalagi PTPN V ini bagian dari anak usaha Holding Perkebunan.
“Saya tidak sepakat dengan pemikiran ini. Dari awal memimpin, saya bongkar mental blocking ini,” urai Jatmiko.
Walaupun tidak memiliki latar belakang kelapa sawit, Jatmiko dapat memahami persoalan dan karakteristik industri sawit dalam waktu singkat. Kemampuan ini terasah berkat pengalaman karirnya yang malang melintang di dunia profesional.
Alumni Universitas Indonesia dan Executive Program di Harvard Kennedy School, Havard University ini pernah bekerja di sektor keuangan, infrastruktur, pariwisata, dan setelah itu berlanjut ke perkebunan. Awal bekerja dimulai dari Deloitte Corporate Finance setelah itu pindah ke Badan Penyehatan Perbankan Nasional sebagai Group Head Chairman Office.
Setelahnya, ia dipercaya menjabat Head Advisory & Project Development di PT Sarana Multi Infrastruktur pada 2011-2015. “Di tahun 2014, saya meraih penghargaan prestisius dengan mengerjakan Proyek PPP (Public Private Partnership) SPAM Umbulan. Penghargaan ini diraih setelah berkompetisi dengan 35 negara. Di ajang ini, saya meraih penghargaan untuk kategori Finance Project of The Year 2014 – CG/LA Infrastructure dalam ajang 7th Global Infrastructure Leadership, di New York Amerika Serikat” jelasnya.
Di bidang pariwisata, Jatmiko telah menjabat sebagai Wakil Direktur Utama PT Pengembangan Pariwisata Indonesia pada 2017-2018. Setelah itu, karirnya menanjak di Holding Perkebunan Nusantara sebagai Direktur Keuangan di periode 2018-2019.
Sejak Januari 2019, Jatmiko Santosa resmi diangkat sebagai CEO PTPN V. Tanpa menunggu waktu lama, ia membuat multilayer strategy dan dan proses perbaikan berkelanjutan (continuous improvement) untuk membenahi kinerja PTPN V.
Sebelumnya, telah dibuat pemetaan untuk mengetahui masalah yang dihadapi PTPN V. Ada banyak persoalan dihadapi perusahaan ini antara lain produktivitas di bawah potensi, inefisiensi, dan tata kelola yang jauh dari sempurna. “Pemetaan ini kunci utama sebelum melakukan pembenahan. Kita lihat dulu apa masalahnya,” ujarnya.
(Selengkapnya dapat dibaca di Majalah Sawit Indonesia, Edisi 118)