JAKARTA, SAWIT INDONESIA – Indonesian Planters Society (IPS) langsung tancap gas untuk meningkatkan jumlah anggota dan memperkuat organisasi. Organisasi yang berdiri pada 7 Januari 2018 telah berbadan hukum sesuai SK Menkumham RI Nomor AHU-0007108.AH.01.07 Tahun 2018 tentang Pengesahan Pendirian Badan Hukum Perkumpulan INDONESIAN PLANTERS SOCIETY.
“IPS ini lahir dari keperdulian beberapa planter serta menjadi wadah resmi profesi bagi perkumpulan planters se-Indonesia yang saling berjejaring satu sama lain,” ujar Ketua Umum Indonesian Planters Society (IPS), Jamalul, dalam perbincangan dalam kegiatan IPS di Palembang, Sumatera Selatan, pada awal Maret 2023.
Jamalul menjelaskan bahwa profesi planters memiliki peranan sangat strategis. Terutama sebagai salah satu profesi penggerak yang menentukan keberhasilan pembangunan perkebunan yang kini sedang bergerak sangat cepat. “Diharapkan kedepan keberhasilan dan daya saing pembangunan perkebunan saat ini dipertaruhkan pada kemampuan (profesionalisme) planters,” ujarJamalul yang sudah berpengalaman 30 tahun lebih sebagai professional perkebunan di komoditas sawit, coklat, dan kopi.
IPS memiliki nilai integritas, profesionalisme dan saling menghargai. Sementara visi dan misi IPS adalah menjadi pelaku dan organisasi terbaik dalam mengembangkan profesionalisme dan kesejahteraan planter, serta berkontribusi nyata dalam memajukan perkebunan, pertanian dan industri turunannya baik untuk Indonesia maupun dunia.
Jamalul menjelaskan dengan adanya Indonesian Planters Society (IPS) maka para planter Indonesia dapat bersinergi dalam mengembangkan profesionalismenya serta berkontribusi nyata dalam meningkatkan Kinerja Perkebunan Indonesia karena Planter adalah ujung tombak dari Kinerja Industri Perkebunan. Indonesian Planters Society (IPS) memiliki nilai Integritas, Profesionalisme dan saling menghargai sementara Visi dan Misi Indonesian Planters Society (IPS) adalah menjadi pelaku dan organisasi terbaik dalam mengembangkan profesionalisme dan kesejahteraan planter, serta berkontribusi nyata dalam memajukan perkebunan, pertanian dan industri turunannya baik untuk Indonesia maupun dunia.
Pada tahun ini, IPS telah melantik pengurus setingkat DPW di provinsi Sumatera Selatan dan Kalimantan Barat. Di tengah-tengah pelantikan DPW IPS Sumatera Selatan, tim redaksi SAWIT INDONESIA mewawancarai Jamalul, Ketua Umum IPS, berikut ini petikan wawancaranya:
Dapat dijelaskan perkembangan Indonesian Planters Society?
Inisiasi pendirian IPS (Indonesian Planters Society) dimulai semenjak awal 2017. Kurang lebih baru ada 22 orang kalangan profesional yang berdiskusi berkaitan profesi planter (pekebun). Sebagian besar mereka ini ingin meningkatkan kompetensi sumberdaya manusia di perkebunan terutama sawit.
Di Malaysia, sudah semenjak lama berdiri organisasi profesi planters bernama The Incorporated Society of Planters. Organisasi ini telah berdiri semenjak 1919. Lalu muncul pertanyaan, kenapa di Indonesia tidak ada organisasi seperti ini ? Dengan adanya IPS ini diharapkan para pekebun dan pekerjakebun diseluruh Indonesia bisa bergabung kepada IPS ini.
Tujuan pendirian IPS ini; pertama, memberikan benefit kepada para anggotanya. Kedua, membantu negara dalam hal kami sebagai organisasi profesi untuk dapat berdialog dengan sektor perkebunan. Jadi, kami ingin bantu pemerintah dalam hal dunia perkebunan walaupun ada beberapa organisasi-organisasi lain. Tetapi, fokus IPS ini kepada pengembangan sumberdaya manusia.
Nanti kedepannya, sektor perkebunan Indonesia terutama sawit ini dapat berperanaktif dan menjadi pemimpin di dunia internasional. Saat ini, Indonesia memang besar dari aspek produksi minyak sawit tetapi belum dapat menjadi leader di bidang harga.
Bagaimana caranya mengajak planters untuk bergabung dengan IPS?
Kedepannya, kami ingin menjadikan IPS ini sebagai mitra atau partner pemerintah di bidang perkebunan. Karena itulah, kami lakukan edukasi kepada internal dulu terutama anggota IPS yang telah mencapai 1.000 orang di Indonesia.
Dari aspek organisasi, dibentuklah dewan pimpinan wilayah di setiap provinsi. Lalu akan berkembang membentuk dewan pimpinan daerah (DPD) di tingkat kabupaten. Semuanya ini menjadi kekuatan yang besar sehingga IPS bisa menjadi partner pemerintah di bidang kebijakan perkebunan.
Indonesian Planters Society ini anggotanya memang praktisi langsung dilapangan. Dapat dikatakan, anggota IPS ini yang menentukan untung ruginya suatu perusahaan perkebunan baik swasta dan juga nasional. Sedangkan, peranan pemerintah sebagai regulator dan pengawas.
(Selengkapnya dapat dibaca di Majalah Sawit Indonesia, Edisi 138)