JAKARTA, SAWIT INDONESIA – Pemerintah optimis program biodiesel 30% atau B30 lebih banyak mengurangi impor solar pada tahun depan. Hal ini dikatakan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Dadan Kusdiana dalam acara launching Road Test Penggunaan Bahan Bakar B30, di Kementerian ESDM, Kamis (13 Juni 2019).
“Pelaksanaan B30 dapat menekan impor solar 8 juta sampai 9 juta kiloliter. Kalau dikonversi menjadi rupiah, maka pemerintah hemat devisa sekitar 70 triliun rupiah,” kata Dadan Kusdiana di sela-sela jumpa pers launching.
Angka penghematan devisa tersebut merujuk kepada Harga Indeks Pasar (HIP) untuk solar Rp 8.900 per liter. “Dari HIP tadi, lalu dikalikan saja dengan penghematan volume impor solar, 8 juta sampai 9 juta kiloliter. Maka, devisa negara yang dapat dihemat sekitar 70 triliun rupiah,” jelasnya.
Hadir pada acara tersebut Kepala BPPT Hammam Riza, Direktur BPDP Sawit Dono Boestami, Ketua Umum APROBI MP Tumanggor, Sekretaris Jenderal ESDM Ego Syahrial, Direktur Jenderal Migas Djoko Siswanto, Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Rida Mulyana, Direktur Jenderal Minerba Bambang Gatot Ariyono, Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Sutijastoto dan Kepala Badan Litbang ESDM Dadan Kusdiana.
Launching Road Test B30 ditandai dengan pelepasan keberangkatan 3 unit truk dan 8 unit kendaraan penumpang berbahan bakar B30 yang masing-masing akan menempuh jarak 40 ribu dan 50 ribu kilometer.
“Road test B30 ini bukan uji jalan saja tetapi juga mempromosikan kepada masyarakat bahwa penggunaan bahan bakar B30 performa termasuk akselerasi kendaraan tidak turun dan perawatannya tidak memakan biaya tambahan yang besar,” jelas Jonan dalam sambutannya.
Jonan mengungkapkan, Pemerintah akan mewajibkan penggunaan campuran biodiesel 30% atau B30 pada kendaraan ini mulai tahun depan salah satunya dalam rangka mengurangi ketergantungan impor juga menyediakan BBM yang lebih ramah lingkungan. “Yang penting komitmen semua pihak harus jalan,” tegasnya.
Menteri Jonan juga menjelaskan bahwa Mandatori B30 ini juga merupakan langkah konkret pemerintah untuk terus mengembangkan industri kelapa sawit, mensejahterakan petani kelapa sawit, serta menjamin ketersediaan dan kestabilan harga BBM dalam negeri.
MP
Tumanggor, Ketua Umum Asosiasi Produsen Biofuels Indonesia (APROBI) menjelaskan
apabila program B30 berjalan maka jumlah solar yang dapat dihemat sekitar 9
juta Kl. Asumsinya, impor solar tiap tahun sekira 32 juta Kl. Jika biodiesel
dipakai menjadi campuran dalam bahan bakar solar sebesar 30%, maka akan
diperoleh angka tersebut.
Selain itu, pelaksanaan campuran biodiesel 30%
atau B30 mampu meningkatkan konsumsi domestik sawit 10 juta ton. Saat ini, kapasitas terpasang
produk biodiesel di dalam negeri mencapai 12 juta Kl yang mampu mencukupi kebutuhan
mandatori B20 yang direncanakan naik menjadi B30 pada tahun depan.