JAKARTA, SAWIT INDONESIA – Presiden Joko Widodo (Jokowi) menegaskan Indonesia mempunyai sikap terhadap komoditas andalannya yang mengalami diskriminasi di pasar global.
“Indonesia tidak boleh diam menghadapi diskriminasi (sawit) ,” kata Jokowi.
Ia melanjutkan bahwa Indonesia sangat menghormati kerjasama dagang dengan Uni Eropa dengan berdasarkan prinsip internasional. Daripada Indonesia mengalami diskriminasi, akan lebih baik bagi Indonesia untuk menggunakan sendiri.
“Kenapa harus tarung dengan Uni Erop. Lantaran, sawit kita di-banne. Jadi, Kita pakai sendiri saja,” ujar Jokowi.
Menurut Jokowi, pemanfaatan minyak kelapa sawit di dalam negeri merupakan upaya pemerintah menekan neraca perdagangan dan defisit transaksi berjalan (CAD).
Pemerintah memilih sawit dimanfaatkan untuk kebutuhan dalam neger. Salah satunya dipakai untuk pengembangan program biodiesel sebagai bahan campuran BBM jenis solar.
“Sekarang yang berjalan B20, nanti tambah lagi jadi B5. Lalu masuk B10, maka CPO dapat digunakan sendiri untuk biodiesel, biofuel,” kata Jokowi.
Jokowi menyebutkan pengaruh biodiesel kepada harga CPO sudah terlihat 1-2 tahu. Nanti B30 akan diresmikan pada Januari mendatang. “Ini berarti petani sawit kita akan menikmati harga yang baik, target kita di sana,”ucapnya.
MP Tumanggor, Ketua Umum APROB, dalam kesempatan terpisah, menjamin ketercukupan pasokan biodiesel untuk mendukung program B30. “Kami siap suplai. Tidak ada masalah,” ujarnya.
Penggunaan B30 diperkirakan mampu menyerap FAME sebesar 9 juta kiloliter pada 2020.
Sumber foto : setkab