• Beranda
  • Rubrik
    • Analisis
    • Artikel
    • Berita Terbaru
    • Edisi Terbaru
    • Event
    • Hama Penyakit
    • Hot Issue
    • Inovasi
    • Kinerja
    • Oase
    • Palm Oil Good
    • Pojok Koperasi
    • Profil Produk
    • Sajian Utama
    • Seremoni
    • Sosok
    • Tata Kelola
  • Tentang Kami
  • Susunan Redaksi
  • Hubungi Kami
Facebook Twitter Instagram
Minggu, 29 Januari 2023
Trending
  • Erick Thohir: Pabrik Minyak Makan Merah Sejahterakan Petani Sawit
  • Pererat Kerja Sama dan Percepat Penyelesaian Perundingan FTA Indonesia-EAEU
  • KPPU Periksa Dua Saksi Dari Pihak Terlapor Dalam Sidang Migornas
  • Perkuat Mekanisasi Pertanian
  • Sesuai Putusan MK No. 34/PUU-IX/2011,Pemerintah Wajib Lindungi Hak Atas Tanah dari Klaim Kawasan Hutan
  • Pacu Produksi Tanaman Pangan 2023
  • Stok Pupuk Bersubsidi Aman di Aceh
  • BRI Berdayakan Para Pelaku UMKM Tersebut Agar Mampu Untuk Terus Meningkatkan Produktivitas dan Kualitasnya
Facebook Instagram Twitter YouTube
Majalah Sawit Indonesia OnlineMajalah Sawit Indonesia Online
Subscribe
  • Beranda
  • Rubrik
    • Analisis
    • Artikel
    • Berita Terbaru
    • Edisi Terbaru
    • Event
    • Hama Penyakit
    • Hot Issue
    • Inovasi
    • Kinerja
    • Oase
    • Palm Oil Good
    • Pojok Koperasi
    • Profil Produk
    • Sajian Utama
    • Seremoni
    • Sosok
    • Tata Kelola
  • Tentang Kami
  • Susunan Redaksi
  • Hubungi Kami
Majalah Sawit Indonesia OnlineMajalah Sawit Indonesia Online
Home » Mengenal Ragam Manfaat Karbon Aktif Cangkang Sawit
Oase

Mengenal Ragam Manfaat Karbon Aktif Cangkang Sawit

By Redaksi SI5 bulan ago4 Mins Read
WhatsApp Facebook Twitter Telegram LinkedIn Pinterest Email
NMP03816 2.4
NMP03816 2.4
Share
WhatsApp Facebook Twitter Telegram LinkedIn Pinterest Email

Pemanfaatan karbon aktif cangkang sawitmasih cukup terbuka luas, diantaranya untuk pemurnian minyak goreng bekas, penjernihan air, penjernihan sari buah, penjernihan asap cair, penjernihan air limbah industri batik, dan lain-lain pemanfaatannya.

Dr. Maria Ulfah, STP. MP sebagai dosen di Institut Pertanian Stiper (INSTIPER) Yogyakarta telah mendalami riset di bidang teknologi pengolahan hasil perkebunan dengan bahan baku kelapa sawit baik untuk pangan maupun non pangan. Salah satunya fokus mendalami pemanfaatan cangkang kelapa sawit sebagai bahan baku karbon aktif dan pemanfaatnnya di bidang pangan maupun non pangan.

Diketahui tandan buah segar kelapa sawit atau biasa disebutTBS dalam proses pengolahan di pabrik kelapa sawit (PKS) akan menghasilkan crude palm oil sebanyak 21,8%, kernel 5,4%, serabut 14,3%, cangkang sawit 6,7% dan tandan kosong sebesar 22,5%.

“Limbah biomasa di PKS termasuk di dalamnya adalah cangkang sawit merupakan sumber lignin, hemiselulosa, selulosa dan mengandung karbon yang dapat digunakan sebagai bahan pembuatan karbon aktif. Cangkang sawit mengandung selulosa sebesar 31,33%, hemiselulosa 17,94%, lignin 48,83%,” jelas Maria Ulfah dalam keterangan tertulis yang diterima Redaksi Majalah Sawit Indonesia, beberapa waktu lalu.

Menurut Ulfah, cangkang sawit dari sawit varietas Tenera mengandung karbon sebesar 44,74%, abu 1,12%, total N 0,07% dan kadar air sebesar 5,42%. Kandungan lignin yang tinggi pada cangkang sawit dibandingkan kadar selulosanya, sehinggaproses aktivasi untuk mendapatkan karbon aktif dengan porositas tinggi dapat berlangsung lebih singkat karena sedikit struktur fibrousnya.

“Karbon aktif cangkang sawit cocok untuk adsorpsi karena kemudahannya dimodifikasi untuk mendapatkan karbon aktif dengan porositas tinggi,” imbuhnya.

Karbon aktif secara luas digunakan sebagai adsorben karena memiliki luas permukaan tinggi, porositas dan kimia permukaan yang bisa dimodifikasi. Gugus fungsional permukaan pada pori karbon aktif ditemukan bertanggung jawab terhadap berbagai sifat adsorpsi fisik dan kimia.

Secara detail, Ulfah menguraikan karbon aktif dibuat melalui dua tahapan utama yaitu karbonisasi dan aktivasi. Karbonisasi bertujuan untuk mereduksi kandungan senyawa volatil dan mengkonversi bahan menjadi arang dengan kadar karbon lebih tinggi.

“Selama karbonisasi, atom karbon tertata ulang dalam struktur mirip grafitik. Pirolisis dari polimer selulosa atau lignin dalam proses karbonisasi dapat melepaskan komponen non karbon, yaitu hidrogen, oksigen dan nitrogen, dalam bentuk gas atau tar. Proses karbonisasi dapat membentuk porositas awal dari arang. Karbonisasi pada dasarnya melibatkan dekomposisi pirolitik dari prekursor dan meminimalkan bahan non karbon,” urainya.

“Senyawa dengan berat molekul rendah akan lepas pada proses awal, diikuti senyawa aromatik ringan dan gas hidrogen. Proses ini menghasilkan arang dengan kadar karbon yang tetap. Residu pirolisis berupa tar akan mengisi pori arang yang terbentuk selama pirolisis. Arang yang dihasilkan selanjutnya diaktivasi,” lanjut perempuan yang saat ini menjabat sebagai Wakil Rektor I Bidang Akademik, INSTIPER Yogyakarta.

Aktivasi dalam pembuatan karbon aktif dapat dilakukan secara fisika maupun kimia. Aktivasi fisik diawali dengan karbonisasi pada suhu 400-850 oC, diikuti aktivasi pada suhu 600-900 oC. Aktivasi fisik dengan oksidasi menggunakan uap melibatkan preoksidasi, pirolisis dan aktivasi dengan steam.

Sementara, untuk aktivasi kimia dapat terbentuk melalui satu atau dua langkah metode aktivasi. Aktivasi dua langkah melibatkan karbonisasi bahan berkarbon, diikuti aktivasi arang yang dihasilkan dengan beberapa agent pengaktif.Metode aktivasi satu langkah lebih menguntungkan dibandingkan dengan metode dua langkah, karena lebih simpel, biaya operasional maupun suhu dan waktu aktivasi lebih rendah, mampu menghasilkan rendemenkarbon aktif lebih tinggi dan struktur pori lebih baik. Agent pengaktif kimia H3PO4 dan ZnCl2 banyak digunakan untuk aktivasi bahan lignoselulosa yang tidak dikarbonisasi terlebih dahulu, sedangkan KOH digunakan untuk aktivasi prekursor batubara atau arang.

Selama aktivasi kimia, reagen menginduksi perubahan penting dalam mendekomposisi bahan lignoselulosik karena mendukung depolimerisasi, dehidrasi, dan redistribusi dari senyawa biopolimer, mendukung konversi komponen alifatik menjadi komponen aromatik pada suhu lebih rendah dibandingkan dengan pemanasan tanpa penambahan bahan kimia pengaktif, sehingga meningkatkan rendemen, menekan pembentukan tar dan menurunkan suhu pirolisis. Karbon yang diaktivasi secara kimia biasanya memiliki proporsi mesopori lebih besar dibandingkan aktivasi fisik.

(Selengkapnya dapat dibaca di Majalah Sawit Indonesia, Edisi 130)

Related posts:

  1. Diah Suradiredja, Wakil Ketua Tim Kerja Penguatan Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO).
  2. Ida Febriantine, Senior Manager Clonal Oil Palm Production Unit Asian Agri Fokus Pengembangan Kultur Jaringan Kelapa Sawit
  3. Prof. Dwikorita Karnawati, Kepala BMKG: Masyarakat Diminta Waspadai Cuaca dan Gempa
  4. Memperjuangkan Sawit Dapatkan Perlakuan Adil di Eropa
Dr. Maria Ulfah STP. MP Wakil Rektor 1 Bidang Akademik INSTIPER Yogyakarta
Share. WhatsApp Facebook Twitter Pinterest LinkedIn Email Telegram

Related Posts

Pendidikan Holistik Berbasis Karakter dan Pelaksanaannya di Sekolah Sawit

2 minggu ago Oase

Mekanisasi Mampu Tingkatkan Produktivitas Sawit

1 bulan ago Oase

Kemitraan Mengutamakan Kepercayaan

3 bulan ago Oase

Penggunaan Benih Sawit Bersertifikat Meningkat di Kalteng

4 bulan ago Oase

Memperjuangkan Sawit Dapatkan Perlakuan Adil di Eropa

6 bulan ago Oase

Membangun Komunikasi Yang Edukatif

7 bulan ago Oase

Perempuan Berperan Dalam Pemulihan Ekonomi Nasional

8 bulan ago Oase

Menyuarakan Sisi Positif Sawit

9 bulan ago Oase

Menyuarakan Sisi Positif Sawit

10 bulan ago Oase
Edisi Terbaru
Edisi Terbaru

Cover Majalah Sawit Indonesia, Edisi 134

Redaksi SI1 bulan ago1 Min Read
Event
Event

Talkshow Sawit Indonesia Award 2022

Redaksi1 bulan ago1 Min Read
Latest Post

Erick Thohir: Pabrik Minyak Makan Merah Sejahterakan Petani Sawit

18 jam ago

Pererat Kerja Sama dan Percepat Penyelesaian Perundingan FTA Indonesia-EAEU

23 jam ago

KPPU Periksa Dua Saksi Dari Pihak Terlapor Dalam Sidang Migornas

2 hari ago

Perkuat Mekanisasi Pertanian

2 hari ago

Sesuai Putusan MK No. 34/PUU-IX/2011,Pemerintah Wajib Lindungi Hak Atas Tanah dari Klaim Kawasan Hutan

2 hari ago
WhatsApp Telegram Facebook Instagram Twitter
© 2023 Development by Majalah Sawit Indonesia Development Tim.

Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.

Go to mobile version