• Beranda
  • Rubrik
    • Analisis
    • Artikel
    • Berita Terbaru
    • Edisi Terbaru
    • Event
    • Hama Penyakit
    • Hot Issue
    • Inovasi
    • Kinerja
    • Oase
    • Palm Oil Good
    • Pojok Koperasi
    • Profil Produk
    • Sajian Utama
    • Seremoni
    • Sosok
    • Tata Kelola
  • Tentang Kami
  • Susunan Redaksi
  • Hubungi Kami
Facebook Twitter Instagram
Friday, 31 March 2023
Trending
  • Austindo Nusantara Cetak Pendapatan Rp 4 triliun
  • WPI Usung Kemitraan Petani Sawit untuk Kesejahteraan Petani
  • Indonesia Berperan Penting dalam Terwujudnya Net Zero ASEAN
  • Pelaku UMKM Didorong Berkontribusi Terhadap Pengembangan dan Peningkatan Ekosistem Halal
  • Sejumlah Bahan Pokok Mengalami Penurunan
  • Karhutla di Desa Teluk Pambang Berhasil Dipadamkan
  • Uni Eropa Tidak Mengakui ISPO dan RSPO Pasca Terbitnya UU Anti Deforestasi
  • Kekaguman Republik Kongo Terhadap Aksi-Aksi Iklim Dilakukan Pemerintah Indonesi
Facebook Instagram Twitter YouTube
Majalah Sawit Indonesia OnlineMajalah Sawit Indonesia Online
Subscribe
  • Beranda
  • Rubrik
    • Analisis
    • Artikel
    • Berita Terbaru
    • Edisi Terbaru
    • Event
    • Hama Penyakit
    • Hot Issue
    • Inovasi
    • Kinerja
    • Oase
    • Palm Oil Good
    • Pojok Koperasi
    • Profil Produk
    • Sajian Utama
    • Seremoni
    • Sosok
    • Tata Kelola
  • Tentang Kami
  • Susunan Redaksi
  • Hubungi Kami
Majalah Sawit Indonesia OnlineMajalah Sawit Indonesia Online
Home » Menata Ruang Habitat Orangutan dan Perkebunan Sawit
Hot Issue

Menata Ruang Habitat Orangutan dan Perkebunan Sawit

By RedaksiApril 18, 20164 Mins Read
WhatsApp Facebook Twitter Telegram LinkedIn Pinterest Email
Share
WhatsApp Facebook Twitter Telegram LinkedIn Pinterest Email

Tidak lagi relevan mengaitkan kerusakan habitat orangutan dengan perkebunan sawit. Saat ini, perusahaan kelapa sawit  wajib punya  program konservasi yang salah satunya  melindungi orangutan.  Melalui pendekatan landscape bisa menjaga satwa hidup berdampingan dengan perkebunan sawit.

Kedatangan Leonardo DiCaprio, aktor kenamaan Holywood, untuk mengunjungi Taman Nasional Leuser Aceh, mengejutkan banyak pihak. Dari Jepang, peraih Piala Oscar ini menggunakan jet pribadi tiba di Bandara Kualanamu, Medan yang dilanjutkan  memakai helikopter menuju Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL). Dari atas helikopter, bersama aktor Holywood lainnya, Adrien Brody dan Fisher Stevens sempat berkeliling selama dua jam lamanya.

Kedatangan Leonardo baru tercium setelah beberapa foto dirinya yang berada di TNGL dipublikasikan lewat Facebook dan Twitter pribadinya. Pemeran Film The Revenant ini menyatakan dukungan untuk penyelamatan ekosistem Leuser dan menyalahkan ekspansi kelapa sawit yang merusak habitat orangutan serta biodiversitas hutan, sebagaimana ditulis dalam postingannya. Aktor kawakan dikenal aktif membela lingkungan melalui organisasinya bernama Leonardo DiCaprio Foundation.

Bungaran Saragih, Mantan Menteri Pertanian era Kabinet Presiden Abdurrachman Wahid, yang juga Ketua Dewan Penyantun Borneo Orangutan Survival Foundation,  menyebutkan kelapa sawit tetap menjadi isu seksi dalam aspek konservasi lingkungan dan orangutan. Padahal,  ekspansi kelapa sawit menurun  dalam beberapa tahun belakangan sehingga tidaklah tepat menuding kelapa sawit penyebab kerusakan habitat orangutan dan hutan.

Baca juga :   Petani Sawit Turun ke Jalan, Protes Kebijakan Uni Eropa

“Perkembangan sawit sudah melambat semenjak beberapa tahun ini. Kerusakan hutan lebih banyak disebabkan kebakaran lahan dan illeggal logging. Termasuk juga tambang ikut merusak hutan,” kata Bungaran.

Sabri Basyah, Tokoh Masyarakat Aceh, menyayangkan pernyataan Leonardo DiCaprio mengenai kelapa sawit. Dalam pandangannya, aktor kenamaan ini tidak punya niat baik kepada Indonesia dengan menyudutkan kelapa sawit sebagai komoditas unggulan negara.

Mengapa masyarakat internasional tertarik dengan konservasi orangutan? Bungaran mengakui dalam pandangan masyarakat Uni Eropa dan Amerika Serikat sangat menyukai orangutan karena DNA-nya berdekatan dengan manusia. “Dan orangutan ini sudah menjadi ikon dunia karena kedekatan dengan manusia. Itu sebabnya, mereka sangat sayang dengan orangutan,” imbuhnya.

Yang sangat disayangkan,  kata Bungaran, terdapat stigma kelapa sawit sebagai perusakan habitat satwa langka seperti orang utan. Stigma ini ditambahkan “bumbu” bahwa korporasi pemilik dominan perkebunan sawit di Indonesia. Informasi sesat inilah yang menjadi pemicu sawit selalu dikampanyekan sebagai pengganggu orangutan.  Sekarang ini fakta menunjukkan  petani rakyat menguasai perkebunan sawit sekitar 43% dari total luas lahan 11 juta hektare di Indonesia.

Baca juga :   Petani Sawit Demo Kedubes Uni Eropa, Sampaikan 5 Tuntutan

“Memang kerusakan hutan dan orangutan masih terjadi, tetapi jangan kelapa sawit terus disalahkan. Dibandingkan perusahaan hutan (HPH), perusahaan sawit masih  lebih baik dalam konservasi orangutan. Sudah ada perusahaan sawit yang terlibat dalam menjaga habitat dan populasi orangutan,” imbuhnya.

Harmoni orangutan dan sawit

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan menyatakan bahwa perusahaan perkebunan sawit dapat terlibat dalam perlindungan orangutan. Dengan begitu, baik manusia dan orangutan dapat hidup berdampingan. Bambang Novianto, Sekretaris Direktur Jendral Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, menyebutkan bahwa selama ini masalah orangutan dan perkebunan sawit sangatlah kompleks. Di satu sisi, habitat orangutan bukanlah di perkebunan sawit semestinya di kawasan hutan. Tetapi karena kehabisan makanan maka orangutan masuk ke perkebunan sawit.

“Sebenarnya bisa dilakukan harmonisasi antara orangutan dengan perkebunan sawit. Dengan begitu kelestarian orangutan tetap terjaga,” ungkap Bambang kepada Sawit Indonesia, di Jakarta, pada akhir Februari.

Baca juga :   Austindo Nusantara Cetak Pendapatan Rp 4 triliun

Masih terdapat solusi guna menjaga kelestarian orangutan di tengah perkebunan sawit. Misalnya, kata Bambang,  membuat satu wilayah yang punya nilai konservasi tinggi.  “Saat ini perusahaan perkebunan juga sudah buat satu kawasan namanya HCV (High Conservation Value), ada konservasi bernilai tinggi kemudian dicagarkan. Jadi perusahaan punya lahan kemudian disisakan beberapa untuk konservasi. Itu bisa jadi salah satu solusi,” ungkap Bambang.

Yaya Rayadin, Dosen Fakultas Kehutanan Universitas Mulawarman, mengatakan sudah ada  perusahaan sawit yang  punya komitmen baik dan  melakukan implementasi di lapangan dengan baik untuk konservasi orangutan.  Dalam pengelolaan areal konservasi,kata Yaya, syaratnya manajemen dan pemilik punya niat yang kuat untuk melindungi mahluk hidup, tidak hanya orangutan namun semua satwa yang ada didalam konsesinya.

Syarat  lainnya, menurut Jamartin Sihite  CEO Borneo Orangutan Survival Foundation, perusahaan sawit   berpandangan bahwa program konservasi bagian dari investasi. Mengingat, pembeli di luar negeri sudah meminta produk kelapa sawit dari proses produksi berkelanjutan. (Qayuum Amri)

Sumber foto: Dokumentasi ANJ

(Lebih lengkap baca Majalah SAWIT INDONESIA Edisi 15 April-15 Mei 2016)

kelapa sawit sawit
Share. WhatsApp Facebook Twitter Pinterest LinkedIn Email Telegram

Related Posts

Austindo Nusantara Cetak Pendapatan Rp 4 triliun

3 hours ago Berita Terbaru

Petani Sawit Demo Kedubes Uni Eropa, Sampaikan 5 Tuntutan

2 days ago Berita Terbaru

Industri Hilir Sawit Minta Dukungan Pemerintah

2 days ago Berita Terbaru

BPDPKS Dukung Harga Acuan CPO

3 days ago Berita Terbaru

Petani Sawit Turun ke Jalan, Protes Kebijakan Uni Eropa

4 days ago Berita Terbaru

Anak Petani Sawit: KLHK Jangan Sewenang-Wenang dalam Urusan Kawasan Hutan

1 week ago Berita Terbaru

BPDPKS dan Majalah Sawit Indonesia Promosikan Sawit Sehat Kepada 145 UKMK Solo

1 week ago Berita Terbaru

CPOPC Bersama Perusahaan Indonesia Dan Malaysia Bantu Petani Sawit Honduras

1 week ago Berita Terbaru

APKASINDO : Tuduhan Pepsico dan Campina, Lukai Petani Sawit

2 weeks ago Berita Terbaru
Edisi Terbaru

Edisi 137 Majalah Sawit Indonesia

Edisi Terbaru 20 hours ago2 Mins Read
Event

Promosi Sawit Sehat Dan Lomba Kreasi Makanan Sehat UKMK Serta Masyarakat

Event 1 week ago1 Min Read
Latest Post

Austindo Nusantara Cetak Pendapatan Rp 4 triliun

3 hours ago

WPI Usung Kemitraan Petani Sawit untuk Kesejahteraan Petani

10 hours ago

Indonesia Berperan Penting dalam Terwujudnya Net Zero ASEAN

10 hours ago

Pelaku UMKM Didorong Berkontribusi Terhadap Pengembangan dan Peningkatan Ekosistem Halal

11 hours ago

Sejumlah Bahan Pokok Mengalami Penurunan

12 hours ago
WhatsApp Telegram Facebook Instagram Twitter
© 2023 Development by Majalah Sawit Indonesia Development Tim.

Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.