Ogan Komering Ilir (OKI), SAWIT INDONESIA – Wakil Direktur AKPY – STIPER, Dr. (C) Idum Satia Santi, SP, MP menyampaikan keberhasilannya dalam menyelenggarakan pendidikan vokasi, program pengembangan SDM Perkebunan Kelapa Sawit (Beasiswa SDM Sawit) dari Badan Pengelola Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) dan Ditjen Perkebunan – Kementerian Pertanian.
Kesuksesan AKPY – STIPER juga disampaikan ke beberapa kelembagaan petani (koperasi) dan sekolah ke kabupaten sentra-sentra sawit lainnya. Oleh tim dari AKPY – STIPER yang terjun ke lapangan secara serentak, di Sumatera dan Kalimantan.
Hal itu disampaikannya saat sosialisasi Beasiswa SDM Sawit kepada perwakilan 11 Koperasi Produsen Kelapa Sawit (KPKS) atau kelembagaan petani dan beberapa sekolah tingkat SMA/sederajat di Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Sumatera Selatan, pada Rabu lalu.
Dikatakan Idum, pihaknya sudah dipercaya oleh BPDPKS dan Ditjen Perkebunan sejak 2016 lalu. Sebagai lembaga pendidikan tinggi (pendidikan vokasi), jenjang Diploma 1 yang meluluskan calon pimpinan kebun level bawah (Mandor) dan Kerani.
“Tidak sedikit alumni dari AKPY – STIPER, sejak angkatan pertama (2016 – 2017) hingga (2022 – 2023) sudah terserap di perusahaan perkebunan maupun di kelembagaan petani (koperasi). Dan, sudah ada beberapa alumni yang mampu membuktikan dapat berkarir di perusahaan perkebunan ternama, dari Mandor saat ini sudah menjadi Asisten Kebun,” katanya, saat ditemui di Palembang, pada Kamis (25 April 2024).
Lebih lanjut, Idum menambahkan angka keterserapan alumni setiap tahunnya terus bertambah.Ini membuktikan pendidikan yang kami selenggarakan cukup berhasil dalam mendukung kebutuhan SDM di perkebunan kelapa sawit berkelanjutan.
“Bahkan, mahasiswa angkatan 8 (tahun akademik 2023 – 2024) yang saat ini sedang menjalankan studi, sudah banyak yang dipesan perusahaan perkebunan ternama melalui proses seleksi,” tambahnya.
Dari data AKPY – STIPER, menunjukkan progress keterserapan alumni terus bertambah setiap tahunnya. Alumni angkatan 7 (tahun akademik 2022 – 2023), alumni yang terserap di industri sawit mencapai 85%, sebagian lain melanjutkan studi dan mengelola kebun pribadi serta bekerja di kelembagaan petani (koperasi) sebagai penyuluh.
Informasi yang didapat redaksi sawitindonesia.com, AKPY – STIPER dalam mendidik menggunakan model pendidikan link and match atau Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI). Yang diawali dengan pembentukan karakter (Bintalfis disbun), matrikulasi, materi & kompetensi, praktik lapangan (learning factory), magang, uji kompetensi BNSP, wisuda.
“Model pendidikan yang dijalankan, didukung fasilitas yang cukup lengkap mulai dari gedung dan sarana pendidikan, laboratorium hingga laboratorium kebun sebagai penunjang praktik lapangan.Selain itu, memiliki mitra perusahaan-perusahaan perkebunan ternama di Indonesia,” kata Idum.
“Sebagai penunjang belajar mahasiswa, masing-masing mahasiswa diberikan laptop atau komputer jinjing yang didalamnya sudah dilengkapi dengan materi-materi pembelajaran dengan kurikulum yang spesifik perkebunan kelapa sawit,” imbuhnya.