Jakarta, SAWIT INDONESIA – PT Teladan Prima Agro Tbk mengalokasikan sebagian besar belanja modal tahun ini untuk akuisisi perusahan sawit. Adapun proses akuisisi dalam proses uji tuntas kepada tiga perusahaan.
“Perusahan menyiapkan Rp 200 miliar untuk akuisisi ini dari belanja modal di tahun ini. Ketiga perusahaan masih proses due diligence ( uji tuntas), semuanya berada di Kalimantan,” ujar Head of Cerporate Finance and Strategy Teladan Prima Agro Wasisto Budi Sulistio dalam jumpa pers RUPST (Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan) perseroan, Kamis (25 April 2024).
Tahun ini, total belanja modal emiten berkode TLDN ini sebesar Rp 300 miliar. Wasisto menjelaskan dana sebagian besar dipakai bagi kepentingan akuisisi sekitar Rp 200 miliar. Lalu sekitar 30% digunakan bagi pemeliharaan infrastruktur perkebunan sawit antara lain jalan. Adapun belanja modal perseroan akan dipakai bagi penyelesaian pembangunan Palm Kernel Crushing Plant dan Biogas Plant.
Dari ketiga perusahaan yang menjadi target akuisisi, dikatakan Wasisto, Satu perusahaan telah selesai uji tuntasnya, tetapi akuisisi tidak dilanjutkan.”Satu perusahaan sudah usai uji tuntasnya tetapi kami tidak lanjutkan karena ada permasalahan perizinan dan isu sosial,” urainya.
Sedangkan, perusahaan kedua dan ketiga perusahaan lainnya masih proses uji tuntas. Jika perusahaan tersebut sesuai kriteria Teladan Prima Agro, maka akan dilanjutkan dengan proses transaksi.
Berkaitan pembangunan Palm Kernel Crushing Plant, dijelaskan Wasisto, ditargetkan bisa beroperasi pada 2024. Kapasitas olah produksi pabrik ini sebesar 100 ton palm kernel per hari.
Begitupula dengan Biogas Plant yang akan selesai pada kuartal pertama 2024. Wasisto menjelaskan bahwa fasilitas biogas ini akan mensuplai kebutuhan listrik ke Kernel Crushing Plant.
“Pembangunan biogas ini akan komitmen perusahaan dalam menghasilkan produk sawit berbasis energi bersih,” urainya.
PT Teladan Prima Agro Tbk mencatat pertumbuhan positif di sepanjang 2023 dari segi produksi dan penjualan. Dengan luas lahan tertanam mencapai 60.947 hektare di Kalimantan Timur, produksi minyak sawit emiten berkode TLDN ini tumbuh 9% menjadi 327.688 ton dan minyak kernel naik 4,6% menjadi 52.207 ton.
Begitupula dengan pendapatan yang dapat tumbuh10,9% menjadi Rp 4 triliun sepanjang 2023, dibandingkan tahun sebelumnya berjumlah Rp 3,61 triliun. Adanya pertumbuhan pendapatan ini ditopang oleh meningkatnya volume penjualan CPO sebesar 17,5%.