Jakarta, SAWIT INDONESIA – Kementerian ESDM RI berupaya meningkatkan penggunaan biodiesel menjadi B40 atau bahan bakar campuran sawit sebesar 40%. Upaya ini menunjukkan keseriusan pemerintah untuk mengurangi impor bahan bakar minyak.
“Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) sedang melakukan uji terap biodiesel 40% atau bahan bakar nabati dari sawit (B40),” sebagaimana dikutip dari laman nstagram Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM, dikutip Kamis (25/4/2024).
Uji coba kali ini akan dilakukan kepada sektor non-otomotif, tepatnya untuk kereta, kapal laut hingga alat berat industri dengan rentang waktu uji coba hingga 8 bulan.
“Setelah itu, akan dilakukan evaluasi hasil dari uji terap tersebut,” sebagaimana dikutip dalam informasi tersebut.
Uji coba B40 untuk sektor non-otomotif merupakan lanjutan dari keberhasilan uji coba B40 yang telah dilakukan kepada kendaraan darat.
Apabila menghitung waktu uji coba dan evaluasi yang dilakukan, maka program biodiesel B40 ini dipastikan akan berjalan saat pemerintahan baru berjalan di bawah Presiden Prabowo Subianto dan Wapres RI Gibran Rakabuming Raka.
Merujuk Peraturan Komisi Pemilihan Umum (PKPU) No 3 Tahun 2022 tentang Tahapan dan Jadwal Penyelenggaraan Pemilihan Umum (Pemilu) Tahun 2024. Berdasarkan aturan tersebut, Presiden-Wakil Presiden terpilih akan dilantik pada tanggal 20 Oktober 2024. Ini artinya Prabowo Subianto – Gibran Rakabuming Raka resmi menjadi Presiden dan Wakil Presiden terpilih periode 2024-2029.
Dalam programnya, Prabowo Subianto berkomitmen mewujudkan swasembada energi dengan mewujudkan energi hijau dan terbarukan berbasis sawit. Salah satunya meningkatkan pemakaian biosolar darI B35 menjadi B100.
“Sekarang dengan penggunaan biosolar B35 yang dapat sekitar US$ 10 miliar tiap tahun, jadi Indonesia tidak perlu kita kirim ke luar negeri,” katanya.
Prabowo menghitung bahwa penggunaan bahan bakar berbasis nabati akan mampu menghemat anggaran hingga US$ 25 miliar per tahun.
“Indonesia mampu bikin B35 selanjutnya mampu buat B100 dari kelapa sawit. Kalau itu terjadi Indonesia dapat hemat US$ 25 miliar tiap tahun. Tidak ke luar negeri, maka US$ 25 miliar akan beredar di Indonesia,” pungkas Prabowo.