Saya sambut dengan senyum saja. Setelah itu pengurus pusat memuinta saya duduk dalam kepengurusan di Jakarta. Segera setelah terpilih sebagai formatur, pada saat makan siang Aburizal Bakrie berbisik kepada saya, “Bantu saya dalam pengurus, yah!”.
Dalam susunan pengurus saya ditempatkan di bagian urusan luar negeri. Dia tahu saya sering ke luar negeri dan mungkin bisa berbuat sesuatu untuk PII. Teman-teman di pengurus pusat menganggap saya punya mobilitas tinggi. Salah satu pertemuan di adakan di Bali. Rupanya pengurus mengharapkan Prof. B.J. Habibie yang saat itu Menristek dan kepala BPPT bisa hadir. Jadwal Habibie bisa sesuai kalau pertemuannya di Bali, karena pada hari yang sama ia masih di Australia. Jadi Habibie bisa tiba di Bali sore hari dan mengikuti acara malam bersama PII. Saya hadir bersama pengurus pusat yang lain, seperti Djatnika dan Sucipto Umar.
Sehabis makan malam Habibie menberikan ceramah mengenai peranan teknologi dalam kehidupan manusia. Dengan panjang lebar diuraikannya diuraikannya mengenai “Nilai Tambah”. Dua tumpuk bahan yang sama beratnya jika diolah dengan teknologi yang berbeda akan berbeda harganny, katanya. Lalu dia membandingkan mobil Mercedes dan Toyota yang beda hargannya.
Sumber : Derom Bangun