Dr. Ir. Tavi Supriana, M.S., Dekan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara (USU) berbicara di hadapan ratusan planters yang menghadiri Seminar Nasional Planter Indonesia (SNPI) ke-2 pada pertengahan Oktober lalu, di Bandung. Ia mewakili Dr. Muryanto Amin, M.Si, Rektor Universitas Sumatera Utarauntuk menjelaskan peningkatan produktivitas kelapa sawit melalui mekanisasi serta teknologi terbaru dan ramah lingkungan.
Di bidang mekanisasi, dijelaskan Tavi Supriana ada beberapa penelitian yang dilakukan untuk mendukung sektor perkebunan kelapa sawit sepanjang 2019 – 2022, oleh Fakultas Pertanian Sumatera Utara, khususnya program studi Teknik Pertanian dan Biosistem. Di antaranya, alat deteksi tingkat kematangan buah kelapa sawit berbasis Internet of Think (IoT), alat pemanen dengan memodifikasi pisau alat pemotong rumput type gendhong, alat pengumpul brondolan kelapa sawit, alat pengangkut Tandan Buah Segar (TBS), alat penggembur tanah dengan memodifikasi pisau alat pemotong rumput type gendhong. Ini adalah penelitian yang dilakukan selama 2019 – 2022.
Selanjutnya, Tavi menjelaskan alat-alat yang dikembangkan mahasiswa secara detail. “Untuk alat deteksi tingkat kematangan buah sawit berbasis IoT, dapat memantau tingkat kematangan buah sawit secara real time. Tujuannya agar pemanenan TBS dilakukan tepat waktu. Prinsip kerja alat ini mendeteksi warna buah sawit dengan sensor warna TVS 1200. Lalu diklasifikasi menjadi buah sawit mentah, matang dan lewat matang jadi nanti secara spesifik,” jelasnya.
“Kemudian, dikembangkan lagi alat pemanen buah sawit dengan modifikasi alat pemotong rumput type gendhong pengembangan mata pisau rumput type gendong, pengembangan mata pisau alat pemotong rumput menjadi mata pisau dodos untuk tanaman dengan tinggi hingga 2 meter. Kapasitas efektivitas alat dengan pemotongan pelepah 2,41 ton/jam dengan konsumsi bahan bakar 0,91 liter/jam. dengan biaya pembuatan alat sekitar R2,4 juta,” tambah perempuan yang menjabat Dekan Fakultas Pertanian USU periode 2021 – 2026.
Ditambahkan Tavi, untuk lain yang dikembangkan yaitu alat pengumpul brondolan sawit. Tujuannya tak lain untuk mengurangi loss agar produktivitas kelapa sawit dapat meningkat. Prinsip kerja alat ini, saat alat pengumpul dilewatkan brondolan sawit, maka kumparan kawat melebar sehingga brondolan masuk dan tertampung di kumparan kawat.
(Selengkapnya dapat dibaca di Majalah Sawit Indonesia, Edisi 133)