Meski sudah masuk era kesetaraan gender, namun perempuan yang bekerja dan berkarir masih jarang di indusatri kelapa sawit, terutama di perkebunan. Padahal, peluang bekerja dan berkarir terbuka lebar, antara laki-laki dan perempuan memiliki hak yang sepadan untuk bekerja yang nyaman dan mendapatkan kesempatan yang sama untuk berkembang.
Adalah Lilis Suryani, seorang perempuan asal Sumatera Selatan mampu membuktikan bekerja dan berkarir di perusahaan perkebunan swasta nasional. Bahkan, saat ini sudah berhasil menduduki jabatan level manager yaitu Senior Manager Estate (Kebun), di PT Sampoerna AgroTbk.
“Terima kasih, saya haturkan pada Top Manajemen (PT Sampoerna AgroTbk) yang sudah memberikan kesempatan untuk bekerja dan berkarir hingga saat ini,” ucap Lilis Suryanisaat menjadi pembicara pada webinar bertemakan “Peluang Karir Perempuan di Industri Perkebunan Kelapa Sawit”, yang diadakan Indonesian Planters Society (IPS), awal Februari lalu.
Pendidikan Sekolah Menengah Pertanian Atas (SPMA), menjadi bekal dirinya untuk mengawali pekerjaan di divisi pembibitan pada perusahaan perkebunan (PT Tania Selatan) sebagai Supervisi Pembibitan, pada 1990. Dengan pengalaman minim tetapi memiliki motto hidup; keberanian, loyalitas, integritas, kerja keras dan pantang menyerah menjadi pegangan dan semangat menjalani pekerjaan, meskipun halangan dan rintangan menghadang di depan mata.
Lilis mengakui, karier dirintis dari bawah menjadi Supervisi Pembibitan – Asisten Lapangan, pada 1990 – 2000 di PT Tania Selatan (Wilmar), kemudian menjadi Asisten Lapangan dan Pjs. Askep di PT Selapan Jaya (2001 – 2006), selanjutnya, pada 2007 hingga sekarang berkarier dari Askep Estate menjadi Senior Manager Estate, di PT Sampoerna Agro, Tbk.
“Bukan tanpa tantangan selama bekerja dan berkarir di perusahaan perkebunan. Selama bekerja dan berkarier di perkebunan kelapa sawit sawit menghadapi tantangan di antaranya saat pindah atau mutasi antar estate, sosial dan budaya, kategori area,” ungkap perempuan kelahiran 11 Maret 1970.
Selanjutnya, Lilis menjelaskan secara gamblang perihal pengalaman menghadapi tantangan selama bekerja dan berkarir. Untuk mutasi antar estate, ini adalah salah satu tantangan yang harus dihadapi karena harus mengulang sosialisasi sehingga dapat diterima di lingkungan baru. Sebagai leader baru, rekan kerja baru dan anggota baru dengan karakter masing-masing.
“Kemudian, sosial dan budaya, kedua ini pasti ada baik di internal maupun di lingkungan masyarakat. Sehingga harus menyesuaikan diri (adaptasi) dengan lingkungan baru. Bagaimana melakukan pendekatan dan menerima pendapat dari masyarakat kebun dan bagaimana menempat diri pada lingkungan yang heterogen (berbagai suku dan agama). Selanjutnya, kategori area harus menyesuaikan dan beradaptasi dengan area kebun yang baru karena karakter area (kebun) berbeda dengan sebelumnya,” jelas Lilis.
Untuk memberikan semangat bagi generasi muda (perempuan) yang masih ragu untuk terjun bekerja dan berkarir di perusahaan perkebunan kelapa sawit yang dianggap industri yang sangat didominasi kaum laki-laki.
Lilis memberikan kiat sukses bekerja dan berkarier di industri kelapa sawit (perkebunan) bagi perempuan. “Pertama, menanamkan rasa memiliki terhadap pekerjaan selama bekerja sehingga muncul kepedulian. Kedua, harus memiliki keberanian. Ini modal khusus dan harus dimiliki perempuan ketika memutuskan untuk bekerja di industri kelapa sawit karena tidak menutup kemungkinan akan dilihat sepele oleh kaum laki-laki, keberanian ini harus diikuti dengan prinsip bahwa bekerja tidak sendiri melainkan ada dukungan dari divisi atau departemen lain,” jelasnya.
(Selengkapnya dapat dibaca di Majalah Sawit Indonesia, Edisi 136)