JAKARTA, SAWIT INDONESIA – Ekspor minyak sawit (CPO) Indonesia alami kenaikan selama bulan Juli 2017. Permintaan CPO di sejumlah negara tujuan ekspor naik secara signifikan, di antaranya negara-negara Afrika, China, Pakistan dan Timur Tengah.
Fadhil Hasan Direktur Eksekutif Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesi (GAPKI) mengatakan negara-negara Afrika mencatat kenaikan permintaan sebesar 54 persen dibandingkan bulan Juni yaitu dari 143,86 ribu ton meningkat menjadi 222,07 ribu ton. Sementara China mencatatkan kenaikan permintaan sebesar 53 persen yakni 109,08 ribu ton pada bulan Juni meningkat menjadi 167,28 ribu ton di Juli 2017.
Selain Negara Afrika dan China , ada Pakistan mencatatkan kenaikan 34 persen atau dari 154,41 ribu ton di Juni naik menjadi 206,47 ribu ton di Juli. Peningkatan juga terjadi Negara-negara Timur Tengah yakni sebesar 14 persen.”Harga yang murah menjadi salah satu alasan kenaikan impor minyak sawit oleh Pakistan,” kata Fadhil.
Sebaliknya India yang biasanya akan membeli dalam jumlah besar ketika harga sedang rendah, justru ini stagnan. Karena adanya penumpukan ketersediaan minyak nabati baik minyak sawit maupun kedelai, dimana para penjual telah membeli dalam jumlah besar pada bulan sebelumnya. Hal ini sebagai langkah antisipasi dari pemerintah India yang akan menaikkan tarif impor minyak nabati.
Stagnasi permintaan juga dialami di negara-negara Uni Eropa, dimana permintaan hanya naik 1 persen di Juli dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Sebaliknya, Amerika Serikat mencatatkan penurunan permintaan minyak sawit dari Indonesia sebesar 15 persen atau dari 99,93 ribu ton di Juni turun menjadi 84,61 ribu ton di Juli. Dari sisi produksi, sepanjang Juli 2017 produksi minyak sawit Indonesia mencapai 3,75 juta ton atau naik 13 persen dibandingkan dengan sebelumnya yang hanya mencapai 3,33 juta ton. Produksi meningkat karena efek El Nino tahun 2016 sudah selesai.
“Dengan produksi yang baik dan ekspor yang tidak terlalu tinggi berefek pada peningkatan stok minyak sawit di dalam negeri yang mencapai 2,72 juta ton atau naik 17 persen dibandingkan bulan Juni yang lalu,” jelasnya.
Sementara dari sisi harga, sepanjang Agustus harga harian CPO global menunjukkan tren kenaikan dibandingkan dengan bulan Juli, harga bergerak di kisaran 652.50 dollar – 695 dollat per metrik ton dengan harga rata-rata 676 dollar per metrik ton.
Sedangkan harga CPO sepanjang Juli, Fadhil mengatakan hanya bergerak di kisaran US$650–US$672,50 per metrik ton. Dengan harga yang rendah ini justru menaikan volume ekspor minyak sawit Indonesia mencapai 2,4 juta ton. “Angka ini menunjukkan kenaikan sebesar 13 persen dibandingkan Juni lalu yang hanya mencapai 2,13 juta ton,” tutupnya.