Bumitama Gunajaya Agro (BGA) meluncurkan KOLEGA (Komunitas Lingkungan Eksternal Binaan BGA) sebagai wujud komitmen perusahaan dalam menciptakan hubungan yang saling menguntungkan dengan masyarakat desa di sekitar wilayah operasional melalui dua kategori program, yaitu pemberdayaan ekonomi seputar sawit dan jenis kegiatan lainnya.
Berawal di tahun 2011 saat KOLEGA menginisiasi terbentuknya satu kelompok usaha perkebunan sayur dan dilanjutkan dengan satu kelompok usaha perikanan air tawar di tahun 2012, inisiatif BGA serta keberhasilan dua kelompok perintis ini menginspirasi masyarakat sekitar untuk turut serta bergabung menjadi mitra binaan, hingga kini tercatat 30 kelompok telah bergabung dengan KOLEGA dalam program pemberdayaan yang saat ini terdapat enam bidang binaan, yaitu perkebunan, perikanan, peternakan, UMKM, alat produksi kebun, dan pariwisata.
“Untuk menunjang masyarakat yang sejahtera dan mandiri, melalui Bumitama Berdaya (beri dukungan dan upaya), KOLEGA menjadi salah satu program unggulan perusahaan yang mendorong pemberdayaan ekonomi masyarakat sekaligus menjaga konservasi ekosistem. Kami akan terus bersinergi dengan masyarakat sekitar dan tumbuh sebagai produsen minyak sawit yang berkelanjutan”, ungkap Tho Zaini selaku CSR Dept Head Bumitama Gunajaya Agro.
Salah satu kisah sukses anggota KOLEGA terdapat di Desa Tumbang Titi, Ketapang, Kalimantan Barat, yaitu Kelompok Tani Makmur. Kebun semangka ini mencapai kejayaannya setelah mampu memanen170 ton semangka pada lahan seluas 2,4 hadi setiap masa panen dan kemudian dijual dengan harga Rp 6.000/kg. Di akhir tahun 2022, Kelompok Tani Makmur telah mengelola lebih dari 9 ha kebun semangka dengan melibatkan 14 orang pekerja dan berencana memperluas kebunnya hingga 15 ha serta menambah jumlah pekerja.
Tidak hanya berfokus pada tujuan ekonomi, program KOLEGA juga berdampingan dengan inisiatif konservasi yang dilakukan oleh BGA dalam skema perhutanan sosial. Kebun semangka Kelompok Tani Makmur berada di Hutan Desa Belaban Rayak yang dulunya sering terbakar saat musim kemarau ekstrim serta menjadi sasaran perburuan liar. Mulanya BGA membantu masyarakat setempat untuk mendapatkan izin pengelolaan hutan desa dari Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).
Untuk meningkatkan peran serta masyarakat desa dalam mengelola hutan desa, dibentuklah LPHD (Lembaga Pengelolaan Hutan Desa) yang kemudian bersama-sama dengan Bumitama melakukan usaha perlindungan dan konservasi kawasan hutan desa serta mentransformasi lahan-lahan yang telah terdegradasi karena kebakaran menjadi areal yang produktif sehingga dapat ditanami buah dan sayur sebagai salah satu mata pencarian alternatif yang dapat menyokong kemandirian ekonomi masyarakat sekitar.
Guna menjaga keberlangsungan rantai pasok yang dapat ditelusuri dan buah sawit yang berkualitas, BGA membina 51 kelompok yang terdiri dari 2.243 petani sawit swadaya dalam program peningkatan produktivitas. Program ini pada akhirnya diharapkan bermuara pada sertifikasi ISPO dan RSPO sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan para petani sawit swadaya. Dukungan yang diberikan oleh BGA kepada anggota KOLEGA di bidang sawit bervariasi tergantung kebutuhan setiap kelompok, mulai dari pendampingan legalitas dan kelembagaan, pembinaan praktik agronomi terbaik, akses terhadap pupuk, kompos, dan janjang kosong, pendampingan sertifikasi, serta kemudahan akses terhadap bantuan BPDPKS.
(Selengkapnta dapat dibaca di Majalah Sawit Indonesia, Edisi 143)