Wilmar mendorong Usaha Mikro. Kecil, dan Menengah (UMKM) dapat naik kelas dan meningkat kesejahterannya.
Yesi Herika, ketua Forum UMKM Nagari Salareh Aia di Desa Tapian Kandis, Kabupaten Agam, Sumatera Barat (Sumbar) mengatakan, pemasaran merupakan salah satu kendala terbesar bagi UMKM akibat keterbatasan modal. Untuk itu, Wali Nagari Salareh Aia mengundang PT AMP Plantation, Wilmar Group untuk membentuk forum UMKM guna mewadahi para pelaku usaha, yang saat itu masih berjalan sendiri-sendiri.
“Perusahaan sawit tersebut menawarkan pendampingan dalam memperluas akses pasar, yaitu dengan menjual produk mereka di area perusahaan. Selain itu, perusahaan juga memberikan bantuan peralatan produksi dan bahan baku. “Kami sangat terbantu. Kalau dulu kami pakai peralatan seadanya, sekarang sudah lebih modern,” ujar dia.
Forum UMKM Nagari Salareh Aia yang memiliki anggota aktif 20 orang itu memasarkan aneka produk makanan, seperti bolu, telur asin, rendang, ketela balado, keripik, kue basah, serundeng ubi, brownies dan kerajinan tangan. Di hari biasa, forum UMKM itu mengantongi omzet hingga Rp 12 juta per bulan. Penjualan mereka akan melonjak saat Lebaran dan hari-hari besar menjadi Rp 18-24 juta per bulan. “Pendapatan kami digunakan untuk menambah uang belanja dan menyekolahkan anak. Karena itu kami ingin usaha ini lebih berkembang agar lebih sejahtera,” tutur Yesi.
Forum UMKM tersebut telah memanfaatkan media sosial dan toko online untuk memasarkan produknya. Selain di Sumbar, produk mereka sudah merambah hingga Palembang, Kalimatan, Jakarta dan Papua. Mereka telah menerima sertifikat penyuluhan keamanan pangan dari dinas kesehatan setempat. Dalam waktu dekat pihaknya akan segera memperoleh sertifikat pangan industri rumah tangga (PIRT) dan akan berupaya segera mendapatkan sertifikat halal.
Sementara itu, sejak Desember 2022 PT AMP Plantation juga melakukan pendampingan dan memberikan modal bergulir kepada Forum UMKM Master (makanan, sayuran dan ternak) di Wonosari, Kabupaten Pasaman Barat.
Menurut Asroni, penanggun gjawab Forum Master, kelompok tersebut sebenarnya sudah berdiri sejak tiga tahun lalu namun belum terkoordinir dengan baik. Keempat anggota forum itu memproduksi rengginang, mengelola warung bakso, menjual sayur dan bumbu dapur, serta beternak. Mereka berharap dapat lebih mengembangkan usahanya jika ada tambahan modal. Gayungpun bersambut saat perusahaan menawarkan pendampingan.
“Awalnya kami menghadapi masalah modal. Dana bergulir ini dapat membantu anggota mengembangkan usaha,” kata Asroni.
Saalah satu contohnya rengginang yang diproduksi oleh salah satu anggota anggota Forum Master telah mengantongi sertifikat halal sehingga dapat menembus swalayan di Sumbar dan konsumen di luar daerah.
Mereka berharap, perusahaan dapat terus memberikan pendampingan agar usaha lebih meningkat sehingga dapat memasarkan lebih banyak lagi. “Dengan usaha yang berkembang kami ingin dapat menyerap tenaga kerja lebih banyak,” ujar Asroni.
Yesi Herika yang merupakan lulusan Fakultas Kehutanan IPB punya mimpi besar dan pantang menyerah. Berbagai strategi pemasaran mulai dari pemasaran di media sosial seperti Instagram hingga menjual langsung ketetangga, warung hingga menitipkan ke supermarket terus dilakoninya.
Menurut Yesi, proses tersulit dalam mengembangkan UMKM adalah masalah modal, sumberdaya hingga strategi pemasaran yang tepat. Beruntung dia dan rekan-rekannya bertemu dengan Agung Sriyono Hadi, CSR koordinator PT AMP Plantation Unit dan Emrivos Yanelfi, Ketua Women on Working Group (WOW).
Dari pertemuan itu, kami banyak mendapat bimbingan tentang pengembangan bisnis UMKM serta bantuan modal.
“Pelan tapi pasti bisnis snack Lidah Bakandak mulai dikenal. Meski omsetnya belum terlalu besar, minimal para ibu-ibu UMKM punya sedikit penghasilan untuk membantu pendapatan keluarga,” kata Yesi yang lebih memilih membangun kampung halamannya dibandingkan berkarir sebagai profesional.
Yesi bermimpi suatu saat bisnis yang dikelolanya bersama ibu-ibu UMKM menjadi besar hingga mampu menjadi waralaba.Itu sebabnya, berbagai persyaratan untuk menjadi yang terbaik terus diterabas UMKM binaan Wilmar Group ini.
(Selengkapnya dapat dibaca di Majalah Sawit Indonesia, Edisi 142)