KUD Suka Makmur menerima penghargaan dari Kementerian Pertanian dengan kategori yang sama yaitu kategori produktivitas tertinggi pola swadaya program PSR. Dengan produktivitas 21 ton TBS/ha/tahun,
Koperasi Produsen Kelapa Sawit atau KUD Suka Makmur di tahun 2023, dua kali diganjar penghargaan dari Kementerian Pertanian, kategori produktivitas tertinggi pola swadaya dalam program peremajaan sawit rakyat (PSR) atau replanting.
Penghargaan pertama diterima pada Februari lalu, dan penghargaan kedua pada September lalu, pada acara BUNEX 2023 di Serpong, Tangerang.
KUD Suka Makmur merupakan salah satu kelembagaan petani sawit dari kabupaten Muba (Sumatera Selatan) yang menerima dana hibah program PSR. Bahkan, kelembagaan petani sawit ini menjadi percontohan di Indonesia. Melalui program PSR, berdampak positif bagi petani sawit. Dan, berhasil menerima penghargaan serta mendapat apresiasi dari berbagai pihak, tak terkecuali pemerintah.
Ketua KUD Suka Makmur, Iskarmono menyampaikan pihaknya bangga karena dua penghargaan diterima di tahun ini. Yaitu anugerah penghargaan tingkat nasional dari Kementerian Pertanian Republik Indonesia kategori produktivitas tertinggi pola swadaya program PSR atau replanting.
“Di tahun ini, kami menerima penghargaan dari Kementerian Pertanian dengan kategori yang sama yaitu kategori produktivitas tertinggi pola swadaya program PSR. Dengan produktivitas 21 ton TBS/ha/tahun,” ujarnya, saat dihubungi melalui sambungan telepon, pada Senin (20 November 2023).
Lebih lanjut, Iskarmono mengatakan dasar penerimaan anugerah penghargaan itu yakni data produktivitas sawit dari kebun kami, data tahun 2022 dengan produktivitas 21 ton TBS/ha/thn.
“Itu angka produktivitas dari kebun kami yang dibangun dan dikelola dengan dana hibah replanting dari Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS). Hasil kebun kami, bisa mengalahkan produktivitas kebun plasma yang masih di angka19 ton TBS/ha/thn,” lanjutnya.
Duapeng hargaan yang diterima KUD Suka Makmur merupakan wujud apresiasi dari pemerintah pada petani sawit swadaya. Yang sudah berhasil membangun dan mengelola kebun dengan baik. Hal ini diharapkan menjadi trigger bagi petani sawit swadaya yang lain di Indonesia, yang jumlahnya mencapi 41% dari total lahan sawit yang ada di Indonesia.
Penghargaan yang diterima KUD Suka Makmur sebagai bentuk apresiasi sebuah tindakan menghargai usaha dan tindakan seseorang atau kelompok atas pengakuan dan rasa hormat. Wujudnya bisa piagam atau sertifikat untuk menghargai pencapaian-pencapaian yang telah dilakukan indivudu atau kelompok.
Pj Bupati Musi Banyuasin, Apriyadi Mahmud mengutarakan penghargaan yang diterima KUD Suka Makmur dari kategori produktivitas tertinggi pola swadaya program peremajaan sawit rakyat.
“Kami sampaikan selamat, semoga capaian ini dapat memotivasi KUD atau kelembagaan petani sawit lainnya di Kabupaten Muda dan daerah-daerah lain. Untuk terus meningkatkan produktivitas kelapa sawit yang turut andil memajukan Muba,” ucapnya, dikutip dari antaranews.com
Pengalaman kelola kebun
Dijelaskan Iskarmono, berbekal mengelola kebun sawit dari pola kemitraan yang dijalani 25 tahun. Menjadi pengalaman untuk mengelola kebun sawit secara swadaya (mandiri).
“Bahkan, pada acara BUNEX 2023, kami juga menjadi salah satu pembicara pada talkshow dari rangkaian dari BUNEX 2023. Pada kesempatan itu, kami sampaikan cara-cara pengelolaan kebun sawit yang bisa menghasilkan produktivitas cukup tinggi. Kami sampaikan pada peserta sebagai motivasi petani-petani sawit swadaya lainnya agar terdorong untuk mengelola lebih baik. Dan bisa mencapai target sesuai yang diharapkan,” jelasnya.
Terkait dengan produktivitas yang dicapai, sebesar 21 ton TBS/ha/thn, Iskarmono mengungkapkan pihaknya bersama anggota, sama-sama memiliki bekal mengelola kebun satu siklus (25 tahun) sebagai mitra perusahaan.
“Jadi, pengalaman itu yang kami terapkan dalam membangun dan mengelola kebun saat ini yang dikelola secara mandiri/swadaya. Pengalaman itu yang kami terapkan dalam membangun dan mengelola kebun siklus ke dua ini,” ungkapnya dengan bangga.
(Selengkapnya dapat dibaca di Majalah Sawit Indonesia, Edisi 145)