JAKARTA, SAWIT INDONESIA – Pembangunan sektor industri minyak kelapa sawit atau yang banyak dikenal sebagai Crude Palm Oil (CPO) di Indonesia belakangan ini mengalami kemajuan didukung oleh potensi ekonomi ekspor dan juga pemanfaatan lokal. Potensi ekonomi ini melatarbelakangi kemajuan produksi kelapa sawit di Indonesia yang semakin meningkat. Perlu diperhatikan bahwa produksi minyak sawit yang tinggi sejalan dengan produksi limbah sebagai hasil samping dari produksinya yaitu Palm Oil Mill Efluent (POME). POME sendiri merupakan limbah yang sulit terurai dan berasal dari sisa tanaman sawit yang tertinggal dari kondensat perebusan, air hidrosiklon dan juga sludge separator.

Limbah POME diketahui masih mengandung konsentrasi bahan organik dan anorganik yang cukup tinggi. Sehingga, dapat mencemari lingkungan apabila tidak dikelola dengan tepat. Di sisi lain, ternyata POME memiliki potensi sebagai media pertumbuhan mikroorganisme.
Lima mahasiswa Universitas Brawijaya (UB) dengan anggota Andira Rahmawati (FPIK), M. fadly Halsara (FPIK), Andieni Fauziah Rahmah (FTP), Alip Faturrahman (FT), dan Ariek Dwi Anggoro (FP) dibimbing oleh Dr. Ir. Dewa Gede Raka Wiadnya, M.Sc., IPM., pada kegiatan Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) skema Riset Eksakta (PKM-RE) melihat potensi jenis mikroalga Chlorella vulgaris dan Chlorella pyrenoidosa yang mampu memanfaatkan kandungan organik dan anorganik pada POME untuk tumbuh. Pemanfaatan senyawa pada POME oleh mikroalga ini menunjukkan kemampuan degradasi yang dapat dimanfaatkan untuk proses revitalisasi POME sebelum dilepas ke lingkungan sehingga mampu mengurangi pencemaran.

Andira dan tim menyatakan bahwa konsorsium Chlorella vulgaris dan juga Chlorella pyrenoidosa apabila diimobilisasi dapat digunakan untuk proses degradasi kandungan bahan pencemar pada POME, sehingga lebih mudah terurai melalui pengikatan senyawa organik dan pemisahan molekul dengan protein dari konsorsium Chlorella. Bentuk pengujian yang dilakukan adalah dengan melihat pengaruh penggunaan salah satu dari masing-masing spesies Chlorella juga kombinasi/konsorsium keduanya dengan beberapa konsentrasi terukur terhadap kebutuhan oksigen kimiawi (COD) dan TDS dari POME. Baik Chlorella vulgaris, Chlorella pyrenoidosa dan juga konsorsium keduanya diimobilisasi pada beads alginat untuk kemudian dilakukan perendaman dalam kurun waktu 7 hari sehingga dapat dilihat perubahan kandungan COD dan TDS dari limbah POME yang digunakan.
Berdasarkan serangkaian penelitian didapatkan hasil bahwa imobilisasi alginat konsorsium Chlorella yang diaplikasikan pada kedua mikroalga ini dinilai mampu meningkatkan aktivitas dan mempertahankan kemampuannya untuk mendegradasi senyawa pada POME dengan daya guna yang lebih lama. Selain itu, mikroalga Chlorella yang mampu memproduksi lipid dan memiliki potensi untuk diambil ekstraknya sebagai bahan bakar atau biomassa, dapat dengan lebih mudah dipanen apabila terimobilisasi dibandingkan dalam bentuk sel bebas yang memerlukan usaha lebih untuk proses separasi.
“Diharapkan melalui pengujian ini dapat diperoleh penurunan nilai COD dan TDS tertinggi yang dapat diambil sebagai jenis mikroalga dan konsentrasi paling optimal untuk proses revitalisasi POME. Kami berharap penelitian ini dapat berkelanjutan sehingga mampu memberikan edukasi kepada masyarakat dan himbauan kepada pelaku industri untuk dapat mengoptimalkan pengelolaan limbah POME,” ujar Andira.
Sumber: prasetya.ub.ac.id