JAKARTA, SAWIT INDONESIA – IPB University dan Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (APKASINDO) berkolaborasi untuk mengaplikasikan pemupukan presisi tinggi di lahan gambut.
Pendalaman pola pemupukan ini dibahas dalam FGD terkait Precipalm (Precision Agriculture Platform Oil Palm) untuk membahas pengembangan sistem hara nutrisi dan rekomender pupuk tanaman sawit berbasis pertanian presisi dan teknologi satelit di lahan Gambut.
FGD ini berlangsung di Hotel Grand Savero 13-14 Desember 2021, turut dihadiri oleh APKASINDO, Pupuk Kaltim, PT OSCAR Group, PT. Kalimantan Agro Nusantara, serta PT Kalianusa.
Dalam Kesempatan FGD ini Prof. Dr. Ir. Kudang B. Seminar, selaku Ketua Tim menyatakan bahwa IPB telah mewujudkan dengan sukses Precipalm pada kebun kelapa sawit di lahan Mineral dan sudah operasional, selanjutnya akan kembali menyukseskan Precipalm pada kebun kelapa sawit di lahan gambut.
“Riset yang dilakukan tim IPB telah dilaksanakan di lahan gambut pada kebun milik Petani APKASINDO yang tersebar di Provinsi Riau, Kalimantan Timur dan Kalimantan Tengah dan menyusul Provinsi lainnya,” ujar profesor berusia 62 tahun ini.
Dalam waktu dekat akan dilakukan demplot pemupukan di lahan gambut di kebun petani sawit di Desa Mamugo Rokan Hilir Riau.
Pada FGD ini juga dihadiri oleh Prof. Dr. Sudirman Yahya M.Sc dan Prof Dr. Sudrajat, M.S yang juga bagian dari Tim Precipalm IPB, semua satu kesatuan dengan APKASINDO dan PT Pupuk Kaltim, sembari Prof Kudang menyampaikan terimakasih atas solidnya tim Precipalm ini, baik APKASINDO, PTPN V, Pupuk Indonesia (PT. Pupuk Kaltim) dan semua pihak yang telah bekerjasama, teknologi ini adalah murni karya anak bangsa dan yang pertama di dunia.
Tim Agronomi DPP APKASINDO yang hadir langsung, Eko Jaya Siallagan, SP, MP, C.APO, menyampaikan bahwa Precipalm ini merupakan solusi untuk rekomendasi pemupukan dengan konsep 6T (tepat dosis, tepat kualitas, tepat waktu, tepat jenis, tepat biaya, dan tepat cepat) guna menjawab permasalahan para Petani kelapa sawit swadaya.
“Petani biasanya harus mendatangkan konsultan sehingga memberatkan karena biaya cukup mahal dan waktu yang lama dalam membuat rekomendasi pemupukan. Precipalm di lahan Mineral sejauh ini sudah Kita aplikasikan dengan baik di beberapa kebun milik Petani APKASINDO,” ujar Eko Mahasiswa Doktoral Ilmu Lingkungan ini Universitas Riau ini.
Ketua Umum DPP APKASINDO, Dr. Gulat Manurung, MP.,C.APO, ketika dihubungi melalui telepon menjelaskan bahwa kerjasama ini sudah berjalan selama 3 tahun, ini bukan penelitian laboratorium, tapi action.
“Jadi hasilnya juga langsung nampak dan mulai dirasakan petani sawit terkhusus dilahan mineral. Semua petani bisa memanfaatkan teknologi ini dengan cara menghubungi Tim IPB-APKASINDO dan selanjutnya satelit akan diarahkan ke titik kordinat yang diusulkan untuk diracik rekomendasi pemupukannya,” urai Doktor Lulusan Universitas Riau ini.
Gulat berharap hasil aplikasi teknologi precipalm untuk lahan gambut ini bisa berjalan tahun depan.BPDPKS (Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit) diharapkan dapat melihat ini terobosan terkini, terkhusus dalam mendukung Program Dana Sarpras (sarana dan prasarana) untuk merealisasikan pupuk bagi petani sawit.