Penggunaan pupuk hayati banyak ditemui di perkebunan kelapa sawit. Sifat alami dan ramah lingkungan yang dimiliki pupuk hayati membuat perusahaan perkebunan dan petani skala kecil tertarik untuk mengaplikasikan pupuk ini di perkebunan mereka.
Bio-Trent Sawit merupakan salah satu jenis pupuk hayati yang diformulasikan secara khusus untuk tanaman kelapa sawit. Bio-Trent adalah konsorsium dari Azobacter sp., Rhizobium sp., Actinomycetes sp., bakteri pelarut fosfat (bacillus sp), dan lactobacillus sp. Konsorsium ini bekerja secara sinergis dan menghasilkan enzim yang bermanfaat bagi kesuburan lahan dan pertumbuhan tanaman kelapa sawit. Bio-Trent diproduksi dan dipasarkan oleh PT Biosindo Mitrajaya semenjak sepuluh tahun terakhir ini.
S Budi Keliat, Managing Director PT Biosindo Mitrajaya menjelaskan kandungan unsur hara dalam Bio-Trent Sawit seperti halnya pupuk yang lain memiliki unsur makro (N,P,K,Ca, Mg, dan S) serta unsur mikro (Na,CU,Cl, Mn, Mo, B, Fe, dan Zn). Unsur makro dan mikro disini jumlahnya hanya sedikit, karena unsur tersebut hanya ditujukan sebagai starter bagi kehidupan mikroba, sedangkan kebutuhan tanaman terhadap unsur hara berasal dari aktivitas mikroba setelah diaplikasikan ke tanah.
Menurut Budi Keliat, aplikasi Bio-Trent Sawit sangat mudah karena cukup dituangkan saja ke tanah sesuai dosis yang dianjukan perusahaan. Selain itu, aplikasi Bio-Trent Sawit selalu berdasarkan anjuran dari technical support dari perusahaan.
Bio-Trent Sawit bekerja untuk mempertahankan kehidupan bakteri positif di dalam tanah. Azobacter sp. dan Rhizobium sp adalah pelopor bagi proses penambatan unsur nitrogen bebas di udaramenjadi NH4+ atau NO3- yang dibutuhkan dan diserap akar tanaman kelapa sawit. Bacillus sp berperan aktif dalam pelarutan fosfat di dalam tanah dari bentuk terikat menjadi bentuk tersedia dan siap untuk diserap akar tanaman dalam bentuk PO42-. Actinomycetes berdiri paling depan dalam proses dekomposisi bahan organik di dalam tanah dan bersama Lactobacillus menjadi sterilizer alamiah dengan memproduksi antibiotik alami. Selain itu, bakteri yang ada dalam Bio-Trent Sawit dapat memproduksi hormon pertumbuhan tanaman secara alami sehingga dapat meningkatkan daya serap unsur hara tanaman yang akan meningkatkan produksi sawit pula.
Dalam pemasaran pupuk, lanjut Budi Keliat, perusahaan menjual secara langsung kepada petani lewat fasilitas Koperasi Desa atau kelompok petani. Jadi pupuk ini tidak dijual lewat suplier dan distributor karena perusahaan menggunakan tenaga pemasaran yang juga berfungsi sebagai penyuluh kepada para petani. Di awal pertemuan, komunikasi yang dibangun lebih ditujukan kepada konsultasi budidaya kelapa sawit, bukan menjual pupuk Bio-Trent Sawit. Sehingg tim pemasaran Bio-Trent Sawit menjalankan edukasi kepada petani mengenai cara berkebun yang baik seperti kegiatan pemupukan yang benar dan tepat dosisnya, tepat waktu, tepat sasaran, tepat jenis, dan juga diinformasikan teknik pemanenan buah, mengatasi losses buah, dan penggunaan racun rumput yang efektif.
Perusahaan ingin memposisikan tidak sebatas jualan pupuk tetapi lebih sebagai konsultan yang memberikan solusi terhadap masalah yang dihadapi petani. “Intinya, kami lebih mengutamakan pertemanan dulu baru jualan,” ujar Budi sambil tersenyum.
Budi Keliat menyebutkan Bio-Trent Sawit sudah diaplikasikan kelompok petani plasma di beberapa perusahaan antara lain petani plasma Indo Sawit di Jambi, petani plasma Astra Agro Lestari, petani plasma Sinar Mas Agro, petani plasma Wilmar, serta kelompok petani swadaya lainnya.
Pemasaran Bio-Trent Sawit ke perusahaan inti dan ke petani plasma polanya sangatlah berbeda. Menurut Budi Keliat, pola pendekatan ke perusahaan inti yang luas areal perkebunannya sangat luas tidaklah mudah karena birokrasinya yang cukup panjang karena perusahaan inti sudah terikat dengan pemakaian pupuk kimia dalam kurun waktu yang cukup lama sehingga untuk beralih ke produk pupuk hayati, pihak perusahaan melakukan penelitian terlebih dahulu oleh divisi riset, divisi tanaman, divisi produksi, dan direksi. “Artinya, butuh waktu yang lama dan diskusi panjang sebelum memutuskan untuk memakai produk kami tawarkan,” demikian komentar lulusan S1 jurusan kimia ini.
Berbeda halnya kalau perusahaan inti yang luas areal perkebunannya skala kecil, misalnya 5.000 ha sampai 10.000 ha. Pendekatan kami tidak sulit, karena bertemu dengan pemilik kebun langsung (Owner) kami melakukan presentasi, referensi dan kunjungan kebun dari tim agronomis, kami memberikan rekomendasi pemupukan, teknik berkebun yang menghemat biaya dan meningkatkan produksi, praktis dan akrab lingkungan. Jika mereka yakin keputusan segera diambil oleh pemilik kebun tersebut. Tercatat, sudah ada beberapa perusahaan inti yang mengaplikasikan pupuk Bio-Trent sawit antara lain PT Sawit Unggul Plantation, PT Wana Potensi Guna, PT Kampar Palma Utama, PT Kebun Pantai Raja, dan PT Sago Nauli.
Budi mengatakan Bio-Trent Sawit sangat peduli terhadap petani karena pupuk ini membuat menghemat biaya pemupukan sampai 50% tetapi mampu mengoptimalkan produksi buah sawit. Dengan pemakaian Bio-Trent Sawit, maka pemakaian pupuk kimia dapat dihemat sampai setengah dari dosis standar. Di beberapa wilayah, lanjut Budi, penggunaan pupuk nitrogen dan fosfat dapat dihilangkan karena alam telah dapat memenuhi unsur nitrogen (udara), dan fosfat (batuan/lapisan tanah) sehingga cukup menambahkan pupuk kalium saja.
Perusahaan sudah memasarkan pupuk Bio-Trent Sawit ke seluruh pelosok nusantara antara lain Sumatera Utara, Riau, Sumatera Barat, Jambi, Bengkulu, Bangka Belitung, Lampung, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, dan Kalimantan Selatan. Harapan terbesar dari perusahaan adalah seluruh petani plasma memakai pupuk ini untuk membantu petani meningkatkan kesejahteraannya. (am)