Jakarta, SAWIT INDONESIA – Berbagai langkah dan upaya terus dilakukan oleh pemerintah dan pelaku usaha baik perusahaan dan petani untuk membuktikan bahwa sebenarkan konmoditas kelapa sawit yang ada di Indonesia sudah menerapkan pola sustainability (keberlanjutan), diantaranya melalui sertifikasi Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO).
“Jadi ISPO sudah memenuhi syarat berkelanjutan,” kata Sekretaris Jenderal CPOPC Rizal Affandi Lukman, dalam Focus Group Discussion (FGD) dengan tema “Kupas Tuntas Regulasi Perkelapa Sawitan Indonesia,” yang diselenggarakan sawitsetara.co pada sesi kedua, Selasa (30 April 2024).
Atas dasar itu jugalah, lanjut Rizal, sertifikasi ISPO terus didorong, Hal ini menyusul adanya Undang-undang Antideforestasi Uni Eropa (EU Deforestation Regulation/ EUDR). Perlunya mendorong sertifikasi ISPO adalah untuk membuktian bahwa kelapa sawit pola budidaya yang diterapkan telah memenuhi syarat sustainable, telebih itu menjadi syarat untuk bisa tetap melakukan ekspor ke negara uni Eropa (UE) Meski begitu, pada tahun 2023, Tiongkok mengambil alih EU-27 sebagai importir minyak sawit terbesar kedua.
Impor minyak sawit UE turun menjadi 6,04 juta ton pada tahun 2023 dari 6,41 juta ton pada tahun 2022. Seperi dikettahui bahwa Indoneisa telah menuktikan sebagai penghasil crude palm oil terbesar dinudia dan di tahun 2023, Indonesia dan Malaysia merupakan eksportir minyak sawit terbesar. Indonesia mengekspor 28,6 juta ton (56%) sedangkan Malaysia mengekspor 15,1 juta ton (29,6%). Meski begitu,
Rizal mengakui, walapun ekspor ke UE tidaklah besar tapi akan memberikan dampak signifikan terhadap petani sawit, sebab ada kesenjangan antara regulasi EUDR dan kondisi di lapangan yang dihadapi petani sawit sehari-hari. Pasalnya, regulasi tersebut memberlakukan benchmarking atau pengelompokan negara eksportir berdasarkan tingkat risiko deforestasi, yakni risiko tinggi, risiko menengah dan risiko rendah.
“Sehingga dalam hal ini kita pastikan jangan sampai petani sawit tertinggal, jadi kita meminta kepada pihak UE untuk bisa tetap memperhatikan perhatian terhadap petani,” pungkas Rizal.