Sebagai seorang planter yang bekerja pada perkebunan kelapa sawit,salah satu hal yang diperhatikan dan dipelajari adalah penyakit tanaman kelapa sawit terutama adalah penyakit di bibitan. Bibitan merupakan awal proses agronomis tanaman kelapa sawit.Pada tahab bibit kelapa sawit rentan akan penyakit, sehingga perawatan dan pemeliharaan perlu lebih konsentrasi. Proses deteksi dini terhadap gejala- gejala penyakit harus terus dilakukan secara konsisten.
Sebagai pengambil kebijakan management kebun dituntut untuk dapat mempridiksi berbagai ledakan hama dan penyakit yang potensial. Perkiraan tersebut dapat bertitik tolak dari kondisi alam, iklim dan jenis hama dan penyakit yang ada di areal, dinilai dari situasi dan kondisi. Upaya mendeteksi penyakit harus dilakukan oleh pengambil kebijakan. Penyakit yang terdeteksi akan lebih mudah penangannya. Pencegahan terhadap penyakin akan lebih mudah penanganannya dari pada pengobatan penyakit. Sehingga deteksi yang lebih dini harus dilakukan. Identifikasi terhadap bibit yabg terserang penyakit secara dini akan mudah dalam pencegahan dan penanganan penyakit yang menyerang bibit tersebut.
Pada pembibitan kelapa sawit dapat dijumpai berbagai penyakit daun. Penyakit adalah sesuatu yang menyebabkan ganguan pada tanaman sehingga tanaman tidak beproduksi atau mati secara berlahan.Serangan penyakit tidak kelihatan secara nyata, dan dapat diketahui secara perlahan lahan. Adapun ciri-ciri penyakit adalah sebagai berikut :
- Penyebab penyakit susah dilihat secara mata telanjang.
- Penyebab penyakit antara lain mikroorganisme (Virus, bakteri, jamur atau cendawan)
- Serangan penyakit tidak langsung kelihatan, perlahan-lahan dalam waktu yang lama tanaman akan mati.
Adapun penyebab penyakit adalah mikroorganisme.Jenis mikroorganisme penyebab penyakit diantaranya:
- Virus adalah parasit berukuran mikroskopik yang menginfeksi sel organisme biologis. Virus hanya bereproduksi didalam material hidup dengan menginvasi dan memanfaatkan sel makhluk hidup karena virus tidak memiliki perlengkapan seluler untuk berproduksi sendiri.
- Bakteri, Bakteri adalah yang paling berkelimpahan dari semua organisme. Mereka tersebar (berada di mana-mana) di tanah, air, dan sebagai simbiosis dari organisme lain
- Jamur adalah tubuh buah yang tampak di permukaan media tumbuh dari sekelompok fungi (Basidiomycota) yang berbentuk seperti payung: terdiri dari bagian yang tegak (“batang”) dan bagian yang mendatar atau membulat
- Amoeba binatang bersel satu tanpa bentuk tetap, menyerupai lendir yg bergerak, memiliki sifat kehidupan spt pertumbuhan, pembiakan, metabolisme, daya gerak.
Serangan Penyakit daun bibit kelapa sawit
Serangan penyakit daun pada pembibitan kelapa sawit dapat menyebabkan pertumbuhan bibit menjadi terhambat. Serangan ini jarang sekali sampai mematikan. Bila di pembibitan terjadi serangan berat yang kurang mendapat perhatian, bibit mungkin tidak dapat digunakan lagi. Agar tidak terjadi kesalahan dalam usaha penanggulangannya, maka diperlukan pengetahuan pengenalan (diagnosa) gejala dan penyebab penyakit dan usaha-usaha pengendaliannya.
Adapun penyakit daun pada pembibitan kelapa sawit adalah :
1. Penyakit Antracnose (Early leaf disease)
Serangan penyakit ini umumnya terjadi pada bibit yang masih berada di pre-nursery, dimana daunnya masih bersatu. Gejala awal mula-mula tampak bercak kecil hialin. Bercak dengan cepat berubah warna menjadi coklat tua dan membesar. Pada bagian luar bercak dikelilingi dengan halo berwarna kuning sehingga tampak jelas batas antara jaringan yang terinfeksi dengan yang sehat.
Serangan penyakit ini jarang terjadi pada bagian tengah daun. Biasanya serangan mulai pada bagian ujung atau tepi daun. Jamur penyebabnya adalah:
- Botryodiplodia theobromae,
- Colletotrichum gloeosporoides (Gloeosporium sp. atau Glomerella sp.),
- Melanconium sp.
2. Penyakit Curvularia (Leaf spot disease)
Serangan penyakit ini umumnya terjadi pada bibit yang sudah dipindahkan ke large polybag. Gejala serangan ditunjukkan oleh adanya bercak yang berbentuk oval dan agak cekung bila dilihat dari permukaan daun sebelah atas.
Warna bercak adalah agak coklat tua dengan batas tegas dikelilingi oleh halo berwarna kuning. Panjang bercak biasanya tidak lebih dari 7-8 mm.
3. Penyakit Pestalotiopsis palmarum
Serangan penyakit ini umumnya terjadi pada bibit yang telah dipindahkan ke large polybag. Penyakit ini seringkali juga dijumpai pada helaian anak daun pada tanaman di lapangan. Gejala serangan ditandai oleh bercak yang tidak beraturan bentuknya. Bercak biasanya memanjang berwarna merah kecoklatan. Kadang-kadang hampir separuh bagian anak daun mengering berwarna putih kelabu.
Pengendalian Penyakit Daun pada pembibitan kelapa sawit
Jamur-jamur penyebab penyakit daun di pembibitan kelapa sawit adalah termasuk parasit lemah. Penyakit yang ditimbulkan biasanya bersifat sekunder. Intensitas serangan penyakit daun sangat tergantung pada kondisi bibit. Oleh sebab itu pengelolaan pembibitan perlu mendapat perhatian utama. Sehingga bibit senantiasa tidak menjadi “langganan” serangan penyakit daun. Pembibitan yang dikelola dengan baik umumnya tidak mendapat gangguan serangan penyakit daun yang berarti.
Penyemprotan fungisida sifatnya hanya kuratif yaitu menyehatkan kembali bibit yang sakit. Pengendalian penyakit daun bibit kelapa sawit adalah dengan disemprot mengunakan fungisida sistemik berbahan aktif triadianefon dicampur dengan fungisida kontak berbahan aktif tembaga hidroksida seperti Kocide 54WDG, atau yang berbahan aktif Mankozeb seperti Victory 80WP. semprot dengan larutan Kocide 77WP konsentrasi 5 – 10 gr per liter pada lubang tanam sebanyak 200 ml per tanaman interval 10 – 14 hari.
Cara lain adalah Antracnose, dengan gejala umum bagian ujung daun mulai berwarna kecoklatan dan terdapat batas yang jelas antara jaringan daun yang terserang dan yang sehat. Pengendalian dengan cara menyemprotkan pestisida Daconil atau Nustar 400 EC konsentrasi 0.2 % , rotasi penyemprotan 5 – 7 hari sampai serangan terkendali
Curvularia, dengan spot atau luka coklat dengan batas kuning atau orange. Gunakan pestisida Captan 50WP 0.4%; Dithane M45 0.2% dan Actidione 4.2 EC 0.025%, rotasi penyemprotan 7 – 10 hari, jika serangan parah, lakukan segera pengafkiran dan bakar agar tidak menula
Tindakan Pengendalian
Bila pada pembibitan dijumpai serangan penyakit daun dengan kategori agak berat sampai berat, maka perlu dilakukan penyemprotan fungisida Dithane M-45/80 WP (konsentrasi 0.15%-0.2%) dengan interval penyemprotan 7-10 hari.
Selain itu, perlu juga dilakukan pengontrolan dan perbaikan terhadap beberapa hal, antara lain :
- Media tumbuh (komposisi dan volume, aerasi)
- Pemupukan (keseimbangan hara)
- Penyiraman
- Bahan tanaman (genetis)
Demikian beberapa ulasan tentang penyakit daun pada pembibitan kelapa sawit, sehingga dengan adanya deteksi secara dini terhadap penyakit dini, upaya mewujudkan tanaman kelapa sawit yang sehat dapat terwujud, sehingga produksi sesuai standar tanaman dapat tercapai. Pemeliharaan dan kondisi bibit di pembibitan sangat menentukan keadaan tanaman dilapangan baik keragaman maupun produktivitas. (Diolah dari berbagai sumber)