Lalundata Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) menyebutkan, sejak tahun 2000 kelapa sawit telah mampu membantu sekitar 10 juta orang keluar dari zona kemiskinan. Dari orang sebanyak itu, 1,3 juta berada di pedesaan. Sebagai industri padat karya, kebun kelapa sawit telah menyedot sekitar sekitar 16 juta orang pekerja. Rinciannya, 12 juta orang bekerja pada industri dan sisanya sebagai petani.
Dari 34 provinsi yang ada di Indonesia, Riau bertenger di posisi puncak luasan kebun kelapa sawit; mencapai 4,4 juta hektar (versi Apkasindo). Luasan ini mampu menyerap tenaga kerja hingga 4,9 juta orang. Angka ini lebih besar dibanding angka yang disodorkan oleh Dinas Perkebunan (Disbun) Riau yang hanya 1,3 juta orang. Satu juta orang bekerja di kebun, sisanya di pabrik pengolahan CPO. Perbedaan angka ini terjadi lantaran luasan perkebunan kelapa sawit di Riau versi Apkasindo hampir dua kali lipat versi Disbun Riau.
Selain menyedot tenaga banyak orang, hadirnya perkebunan kelapa sawit di Riau telah pula menyulap ribuan kampung menjadi perkotaan. Di Riau sendiri, setidaknya ada 20 kawasan yang tadinya perkampungan, menjelma menjadi kota. Tidak hanya bank-bank swasta nasional yang nimbrung mendulang untung disana, tapi juga sejumlah showroom kendaraan roda dua maupun roda empat telah mewarnai aktivitas diratusan rumah toko (ruko) yang berjejer di kiri kanan jalan dikawasan itu.
Penulis : Abdul Aziz