PT Hidronav Tehnikatama menyediakan solusi pemetaan yang menyeluruh dan akurat untuk membantu industri kelapa sawit di Indonesia. Menggabungkan teknologi pesawat tanpa awak; fixed wing dan multirotor terbaru dengan GNSS receiver akurasi tinggi serta perangkat lunak
Industri kelapa sawit di Indonesia berkembang begitu pesat sehingga produksi yang efektif dan efisien menjadi sebuah kebutuhan. Salah satu upayanya adalah dengan penggunaan pesawat tanpa awak atau lebih dikenal dengan drone untuk melakukan pengamatan dan mengumpulkan data melalui foto udara.
Triton Wui, Business Development & Instruktur Unmanned Aerial System (UAS) dari PT Hidronav Tehnikatama, mengatakan penggunaan Unmanned Aerial System (UAS) di perkebunan sawit yang ada saat ini umumnya tidak menyediakan solusi lengkap karena hanya menggunakan UAS untuk mendapatkan foto udara tanpa melanjutkannya ke tahap yang lebih penting yaitu analisis.
Semua drone mampu mengambil foto udara namun perbedaan dalam akurasi dan kemampuan analisis seharusnya menjadi faktor penting dalam memilih drone dan sistem mana yang akan dibeli sehingga penggunaan drone di industri ini tidak seefisien dan seefektif seperti yang diharapkan oleh manajemen.
Berbeda dengan jenis drone yang ada di pasaran saat ini, PT Hidronav Tehnikatama menawarkan solusi lengkap dengan menggunakan Trimble UAS, brand ternama dari Amerika, digabungkan dengan dengan perangkat lunak e-Cognition sehingga menyediakan analisis kelapa sawit secara komprehensif dan otomatis.
Trimble UX5 dan UX5 HP (High Precision) adalah pesawat tanpa awak dengan tipe fixed wing. Perbedaan keduanya terletak pada GNSS receiver yang terdapat di dalam unit. UX5 HP telah dilengkapi dengan GNSS receiver performansi tinggi yang menggunakan teknologi Post-Processed Kinematic (PPK). Dengan adanya teknologi ini pengambilan data akan lebih cepat, efisien dan memiliki akurasi tinggi.
Trimble UX5 dilengkapi kamera 24 Megapixels. Sedangkan, UX5 HP dilengkapi kamera 36 Megapixels beresolusi tinggi dengan dua mode yaitu RGB dan Near Infra-Red (NIR). Keduanya mampu terbang dalam ketinggian minimum 75 meter dan ketinggian maksimum mencapai 750 meter.
Triton menambahkan, UX5 dan UX5 HP disempurnakan dengan kemampuan menahan angin sampai kecepatan 65 km/jam. Ini merupakan faktor penting dimana drone lain tidak mampu dan gagal jika menghadapi angin berkecepatan tinggi. Dengan baterai 6600 mAh (UX5 HP) dan 6000 mAh (UX5), drone yang berbahan EPP foam ini berdaya terbang hingga 35 menit (UX5 HP) dan 50 menit (UX5) dengan daya jelajah hingga 400 hektar dalam satu kali terbang atau 1600 hektar per hari.
“Untuk proses lepas landas dan pendaratan UX5 dan UX5 HP dilakukan secara otomatis, yang mana kita dapat mengatur koordinat lepas landas dan mendarat yang kita tentukan sebelum terbang. Dan dengan teknologi PPK, UX5 HP memiliki akurasi hingga 1 cm”, jelas Triton.
Foto udara yang diambil dengan menggunakan UX5 dan UX5 HP menyediakan data orthomosaic georeferensi yang akurat, Digital Surface Model (DSM) dan 3D Point Cloud yang nantinya digunakan sebagai masukan ke dalam perangkat lunak eCognition yang disebut “Oil Palm Application”. Perangkat lunak ini mampu menghasilkan data penting yang dibutuhkan oleh manajemen secara otomatis, tanpa perlu datang ke kebun secara langsung.
“Dari analisis ini, kita dapat mengetahui jumlah pohon yang sudah tergeoreferensi, kesehatan tanaman, blank spot, dan jumlah pohon per hektar. Jika data yang didapatkan cukup akurat, kita bahkan bisa menentukan tinggi pohon. Ini akan sangat membantu manajemen untuk menentukan anggaran belanja dan melacak total panen dengan lebih akurat dan teliti.” Jelas Triton.
(Selengkapnya silakan baca di Majalah SAWIT INDONESIA Edisi 15 Juni-15 Juli 2016)