Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) melanjutkan penanaman mangrove di Desa Sabuai, Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah. Program ini memberikan dampak positif kepada ekonomi, sosial, dan lingkungan.
JAKARTA, SAWIT INDONESIA – Penjabat (Pj) Bupati Kotawaringin Barat (Kobar) Budi Santosa mengunjungi Desa Sebuai Kecamatan Kumai. Kunjungan Pj Bupati pada Sabtu (24/6) ini dilaksanakan dalam rangka kegiatan monitoring dan evaluasi program penanaman mangrove tahap 2 yang diselenggarakan oleh Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI).
Kegiatan ini merupakan bagian dari program Corporate Social Responsibility (CSR) yang diinisiasi oleh Kementerian Koordinator Kemaritiman dan Investasi (KemenkoMarves).
Pj Bupati Budi Santosa menilai penanaman mangrove di Desa Sebuai merupakan langkah strategis untuk memulihkan ekosistem pesisir. “Penanaman mangrove tidak hanya memiliki manfaat ekologis, tetapi juga penting karena berdampak secara keberlanjutan ekonomi masyarakat setempat yang bergantung pada sumberdaya alam di sekitar,” kata Budi.
Budi juga menyampaikan apresiasi yang tinggi kepada GAPKI dan Kemenko Marves atas kolaborasi yang dijalin untuk menjaga keberlanjutan lingkungan di Kobar. Ia juga siap mendukung apab ila program serupa dilaksanakan di wilayah-wilayah lain di pesisir Kumai.
“Pada prinsipnya kita mendukung, apa bila memang dari GAPKI mendorong untuk dilaksanakan di wilayah lain yang dinilai layak, kita siap mengkomunikasikan dengan jararan camat maupun desa-desa lainnya,” ujarnya.
Budi juga mengingatkan pentingnya peran aktif masyarakat dalam menjaga keberlanjutan program penanaman mangrove ini. Budi Santosa menekankan keterlibatan masyarakat setempat sangatlah penting untuk memastikan keberhasilan program ini.
Sebagai informasi Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) mengikuti arahan pemerintah dalam upaya rehabilitasi mangrove di Indonesia. Kegiatan penanaman perdana melalui kerjasama dengan Kelompok Tani Hutan Mangrove di Desa Sabuai, Kecamatan Kumai, Kabupaten Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah sudah dimulai semenjak 11 Desember 2021.
Pada tahap pertama periode 2021-2022, Kelompok Mangrove Talok Desa Sabuai telah selesai melakukan penanaman sebanyak 33.000 bibit (100%) jenis bakau di lahan 10,00 ha dengan jarak tanam 1,00 meter, dengan jarak antar jalur 4,00 Meter, SPH 2.500 – 3.300 per Hektar. Bibit bakau yang ditanam: buah bakau = 31.350 (95%) & bibit semai = 1.650 (5%). Tingkat kehidupan 90%.
(Selengkapnya dapat dibaca di Majalah Sawit Indonesia, Edisi 140)