JAKARTA, SAWIT INDONESIA – Bumitama Agri Ltd membukukan pendapatan Rp 7,69 triliun sepanjang 2019. Kinerja ini lebih rendah 8,2% dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp 8,37 triliun.
“Turunnya pendapatan sebagian besar disebabkan oleh melemahnya harga minyak sawit karena oversuplai sampai semester pertama 2019. Beruntung menjelang akhir tahun terjadi kenaikan harga yang dipengaruhi minimnya stok dari Indonesia dan Malaysia,” jelas Gunawan H.Lim, Executive Chairman and Chief Executive Officer Bumitama Agri Ltd dalam laporan tahunan perusahaan 2019.
Laba kotor Bumitama Agri merosot 27,4% menjadi Rp 1,733 triliun. EBITDA juga tergerus 29,3% menjadi Rp1,694 triliun dibandingkan ke dari tahun sebelumnya Rp 2,39 triliun. Sementara itu, laba bersih turun 35,1% menjadi Rp840 miliar. Meskipun tantangan yang kami hadapi di 2019, Bumitama tetap menguntungkan.
Output minyak sawit (CPO) yang dihasilkan Bumitama Agri cenderung flat sepanjang 2019 sebesar 1,03 juta ton. Performa ini tidak jauh beda dengan tahun sebelumnya berjumlah 1,04 juta ton. Kinerja CPO tahun lalu dipengaruhi hasil produksi Tandan Buah Segar (TBS) sawit yang mencapai 3,26 juta ton. Sedikit lebih rendah dari tahun 2018 berjumlah 3,33 juta ton. Stagnannya hasil produksi akibat iklim kering. Rerata yield TBS dan CPO tahun lalu masing-masing 19,1 ton TBS/ha/tahun dan 4,3 ton/ ha/tahun.
Sampai 31 Desember 2019, total areal tertanam Bumitama Agri mencapai 187.567 hektare. Terdiri dari lahan dengan tanaman menghasilkan (mature) seluas 170,053 hektare dan belum menghasilkan (immature) 17.514 hektare.