Waktu itu keadaan kedua orang tua saya cukup memprihatinkan. Tak ada lagi mobil yang bisa digunakan untuk menarik penumpang. Ayah kalah bersaing dengan mobil-mobil kecil angkutan kota yang lebih gesit. Ayah memang keras kepala. Dia tidak mau mengikuti perkembangan zaman, alih-alih malah terlihat kondisi tersebut sebagai sebuah persaingan yang tidak sehat antar pengusaha angkutan.
Saya pun bergegas mencari pekerjaan. Berbeda dengan zaman sekarang yang begitu banyak tersedia kemudahan untuk mencari iklan lowongan kerja melalui internet, tidak begitu pada zaman ketika saya baru saja lulus kuliah. Hal yang saya lakukan pertama kali mencari lowongan kerja adalah melalui buku telepon Kotamadya Medan. Pada buku itu terdapat bagian yellow pages yang mencantumkan alamat perusahaan-perusahaan yang ada di Medan. Tercantum dalam halaman tersebut perusahaan tektil milik saudagar Medan, T.D. Pardede, pabrik gas, perkebunan dan beberapa maskapai swasta lainnya.
Saya proaktif mencari pekerjaan selang seminggu kedatangan saya di Medan. Setelah bertanya kesana kemari atas anjuran ayah saya, saya pergi menyambangi Ir. Andar Manik, Direktur di PT. Daya Eka Esa, perusahaan perbengkelan yang cukup ternama di Medan saat itu. Selai itu, dia juga bekerja sebagai dosen senior di Falkutas Teknik Universitas Sumatera Utara (USU).
Sumber : Derom Bangun