PT Link Net Tbk memberikan dukungan solusi dan aplikasi teknologi informasi bagi pengembangan digitalisasi di industri sawit. Solusi tersebut antara lain VSAT, ICT Solution, dan Dedicated Internet.
Bambang Noroyono, Enterprise Sales Division Head PT Link Net Tbk menguraikan keunggulan Link Net sebagai penyedia jasa layanan komunikasi dan teknologi informasi di hadapan 60 peserta yang hadir secara langsung dalam diskusi bertemakan “Menciptakan Produktivitas Dan Sustainability Sawit Berbasis Digitalisasi”, Rabu (28 September 2022) di Jakarta. Selain itu, hadir pula 520 peserta yang menyimak pemaparan Bambang Noroyono melalui platform zoom dan youtube.
“Perkembangan digitalisasi di sektor kelapa sawit sudah berkembang cukup pesat. Digitalisasi ini sendiri sudah diimplementasikan di segala aspek dan lini industri, sehingga memang merupakan sesuatu yang harus kita hadapi,” ujar Bambang.
Dalam presentasi berjudul Connectivity Dan ICT Sebagai Pendukung Bisnis Di Industri Sawit, Bambang Noroyono menjelaskan bahwa teknologi dapat menjadi akselelator kegiatan usaha dan pengaplikasian teknologi dapat meningkatkan produktivitas dan kinerja secara terukur, tepat, cepat, dan akurat. Di industri sawit, ada dua tantangan yang dihadapi pelaku usaha yaitu bisnis dan operasional.
Tantangan bisnis tersebut antara lain pembukaan lahan baru memerlukan waktu lama, ketidak setaraan jumlah produksi buah di lapangan dan di pabrik, penggunaan material yang tidak terkontrol, pembagian upah kerja yang tidak merata, dan keamanan serta produktivitas.
Sedangkan tantangan operasional diantaranya keterbatasan sinyal dan jaringan, sistem pengairan yang masih konvensional, dan waktu serta lokasi kerja tidak terpantau.
Berpijak dari berbagai tantangan inilah, dikatakan Bambang, Link Net memberikan berbagai macam solusi untuk membantu pelaku industri sawit seperti IoT, Big Data, dan digitalisasi sarana perkebunan. Sejalan dengan hasil riset smartcityindo (2019) bahwa pangsa pasar IoT di Indonesia diperkirakan berkembang pesat sebesar Rp 444 triliun pada 2022 karena ada kemungkinan sekitar 400 juta perangkat IoT terpasang, salah satu potensi yang akan dikembangkan adalah sektor pertanian.
Bambang menjelaskan bahwa tantangan besar yang kebanyakan dihadapi industri sawit adalah keterbatasan jaringan telekomunikasi. Disinilah, Link Net hadir dengan solusi membangun konektivitas melalui solusi layanan komunikasi VSAT.
“Layanan VSAT Link Net dapat mempermudah akses komunikasi dan data dari kebun yang berada di area yang sulit terjangkau jaringan Fiber Optic atau signal GSM, agar dapat terhubung dengan kantor pusat. Manfaatnya sangat positif karena pengumpulan data di kebun lebih cepat dan real time,” jelas Bambang.
Salah satup roduk Link Net yang sesuai kebutuhan industri sawit adalah Teknologi High Throughput Satellite (HTS) untuk kegiatan bisnis di area terpencil yang sulit dijangkau. Dengan mengandalkan HTS Broadband dan Dedicated, kapasitas internet VSAT anda akan lebih besar dan melaju lebih cepat.
Teknologi HTS menawarkan empat keunggulan bagi pelaku sawit. Pertama, komunikasi selalu terhubung selama 24 jam dalam 7 hari. Dengan transmisi melalui jaringan Transmisi Satelit yang kuat serta menjangkau daerah terpencil manapun. Kedua, teknologi HTS dapat memberikan kapasitas internet dengan bandwidth up to 100 Mbps untuk kebutuhan bisnis Anda. Ketiga, Link Net menggunakan satelit dengan media transmisi yang kuat, jangkauan luas keseluruh Asia Tenggara, serta memiliki gateway di Indonesia, Australia, dan Filipina. Keempat, ada 56 spot beams yang tersebar di berbagai pulau di Indonesia.
Dikutip dari situs Link Net bahwa VSAT HTS Link Net menawarkan lebih banyak manfaat kepada pelanggan dari pada sekadar throughput yang lebih cepat. VSAT Ku-band/HTS Broadband yang bekerja difrekuensi 17,7 – 21,2 GHz downlink dan 27,5 – 31 GHz uplink, adapun VSAT Ka-band dan C-Band yang dapat memaksimalkan akses komunikasi ke area terpencil dengan akses internet yang lebih cepat.
(Selengkapnya dapat dibaca di Majalah Sawit Indonesia, Edisi 132)