Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) mendukung program tumpang sari padi gogo – sawit dalam program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR). Komitmen ini ditunjukkan melalui “Kick Off tanam perdana program PSR jalur kemitraan binaan Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) dan tumpang sari Padi Gogo” dilaksanakan di kebun Plasma Kemitraan KUD Gajah Mada binaaan PT. Tapian Nadenggan yang merupakan anggota Gapki, pada pertengahan April 2024.
Ketua Umum Gapki Eddy Martono menambahkan program PSR jalur kemitraan menjadi salah satu program utama GAPKI. Program ini juga diintegrasikan dengan penanaman padi gogo yang ditanam di sela – sela jalur tanaman kelapa sawit, guna menyediakan pangan bagi masyarakat setempat serta mendukung ketahanan pangan nasional.
“Keberhasilan program ini tidak hanya meningkatkan produktivitas dan produksi kelapa sawit Indonesia, namun juga memaksimalkan utilisasi pabrik kelapa sawit yang sudah terbangun serta meningkatkan kesejahteraan rakyat,” tegas Eddy Martono.
Eddy Martono menambahkan dukungan pemerintah melalui BPDP-KS telah disetujui pembiayaan 52 ribu hektar calon lahan kelapa sawit rakyat dari 150 lembaga pekebun yang melibatkan ribuan petani. Dimana sekitar 1.800 hektar merupakan program PSR jalur kemitraan diantaranya bermitra dengan anggota Gapki.
Direktur Tanaman Kelapa Sawit dan Aneka Palma Ardi Praptono mewakili Menteri Pertanian di Batulicin mengungkapkan peningkatan produktivitas kelapa sawit rakyat akan terus difasilitasi dengan pemanfaatan dana Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDP-KS). Direktorat Jenderal Perkebunan telah menerbitkan rekomendasi PSR untuk lahan petani di Kalimantan Selatan seluas 6 ribu hektar.
“Alhamdulillah, hari ini telah dilaksanakan kick off penanaman perdana program peremajaan sawit rakyat jalur kemitraan dan tumpang sari padigogo di Provinsi Kalsel, kami sangat berharap ini dapat membangun sinergi positif antara seluruh pihak dalam mendukung secara konkret akselerasi program PSR,” kata Ardi Praptono.
Hal ini sejalan dengan arahan Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman agar Direktorat Jenderal Perkebunan turut berupaya mendukung keberhasilan pelaksanaan Optimalisasi Lahan Rawa, Pompanisasi Lahan Tadah Hujan, dan Tumpang Sisip Padi Gogo Tahun Anggaran 2024.
Sebagai informasi, Direktorat Jenderal Perkebunan bertanggungjawab menyiapkan lahan perkebunan dan CPCL penerima kegiatan tumpang sisip padi gogo sebagai upaya penambahan luas tanam padi.
Ardi menambahkan, program PSR merupakan upaya pemerintah dalam meningkatkan produktivitas serta kualitas sawit melalui penggantian tanaman tidak produktif dengan benih yang berkualitas dengan penerapan Good Agriculture Practices (GAP).
Sejak tahun 2017, Direktorat Jenderal Perkebunan telah menerbitkan Rekomendasi Teknis seluas 337.647 hektar untuk 150.770 pekebun, sedangkan untuk provinsi Kalimantan Selatan telah diterbitkan Rekomendasi Teknis seluas 5.989 hektar untuk 3.089 pekebun. “Capaian ini masih perlu terus kita dorong, agar konsistensi pemenuhan produksi bahan baku terus terjaga dan berkelanjutan,” tambahnya.
Dikatakan Ardi, pembangunan perkebunan kelapa sawit diharapkan tidak hanya sekedar meningkatkan produktivitas tetapi diharapkan dapat menyinergikan semua pihak yang terlibat. Kementan berharap seluruh stakeholder kelapa sawit, khususnya Pemerintah Daerah, Perusahaan Perkebunan kelapa sawit, pimpinan Perbankan, Asosiasi, dan Pekebun kelapa sawit dapat bersinergi bahu membahu mendukung dan menyukseskan program PSR agar berjalan dengan optimal.
(Selengkapnya dapat dibaca di Majalah Sawit Indonesia, Edisi 150)