Pemerintah menawarkan barter impor minyak dari Nigeria, dengan ekpor minyak kelapa sawit (CPO) ke negara tersebut. Hal ini dilakukan untuk mencegah adanya defisit perdagangan Indonesia dengan Nigeria hingga 1,3 miliar dollar AS.
Enggartiasto Lukita Menteri Perdagangan (Mendag) meyakini barter CPO dengan minyak akan membuat neraca dagang Indonesia dan Nigeria tetap mengalami surplus.
“Itu yang kami sampaikan saat bertemu dengan menteri perdagangan Nigeria, ” kata Enggar di Jakarta, Senin (31/7).
Ia menjelaskan, CPO dibutuhkan Nigeria karena menjadi salah satu bahan baku pembuatan mie instan Indomie. Makanan ini menjadi santapan favorit warga Nigeria, namun saat ini produsen mie asal Indonesia masih mendatangkan bahan baku CPO dari luar Nigeria.
Nigeria telah memproduksi CPO namun masih dalam jumlah terbatas sekitar 30 persen. Hal ini tidak diimbangi dengan kebutuhan CPO di Negeria yang cukup besar.
Oleh karena itu pemerintah melihat peluang untuk melakukan barter dagang CPO dengan Nigeria. Dalam hal ini, Pertamina telah merencanakan impor minyak dari Nigeria.
Enggar mengatakan, Pemerintah Nigeria akan mempertimbangkan usulan barter tersebut. Namun, realisasi perdagangan itu masih harus menunggu persetujuan dari Economic Community of Western African States (ECOWAS). Sebab, Nigeria adalah salah satu anggota ECOWAS sehingga segala kerja sama perdaganvan mesti melalui persetujuan organisasi tersebut.