BALIKPAPAN, SAWIT INDONESIA – Gabungan Pengusaha Kalimantan Sawit Indonesia (GAPKI) Cabang Kalimantan Timur mengadakan Borneo Palm Oil Forum pada Kamis ini, 30 Maret 2017, yang bertujuan menjawab permasalahan industri sawit di Kalimantan.
“Borneo Palm Oil Forum menjadi forum pertama yang mempertemukan pemangku kepentingan sawit di Indonesia terutama Kalimantan. Even ini menjadi ikon kegiatan tahunan bagi GAPKI Kaltim,” ujar Dedy Aspian Nur, Ketua Panitia Borneo Palm Oil Forum dalam kata sambutannya.
Kanya Lakshmi, Bendahara Umum GAPKI, menyambut baik inisiatif GAPKI Cabang Kalimantan Timur yang mengadakan Borneo Palm Oil Forum karena forum ini akan menjadi wadah berdiskusi serta pemecahan tantangan industri sawit di masa depan.
“Tema yang diusung acara ini sangatlah tepat karena mengikuti perkembangan industri sawit sekarang ini. Saat ini pemerintah telah mewajibkan pencampuran biodiesel sebesar 20 persen. Dengan mandatori ini membantu pemerintah untuk mengurangi impor solar serta menekan defisit perdagangan,” jelas Kanya.
Rusmadi, Sekretaris Daerah Provinsi Kalimantan Timur mengakui kegiatan ekonomi di Kalimantan Timur akan bertransformasi kepada ekonomi hijau yang berbasis sumber daya alam. “Perkebunan sawit berkontribusi 4,3 persen kepada PDRB Kalimantan Timur dan melibatkan 444 ribu keluarga petani di sector sawit,” jelasnya.
Dalam Borneo Palm Oil Forum dibahas pula sejumlah isu nasional seperti Kawasan Ekonomi Khusus Maloy, masalah tata ruang, dan permasalahan gambut. Pembicara yang hadir antara lain Fadhil Hasan (Direktur Eksekutif GAPKI), Tungkot Sipayung (PASPI), Kementerian Agraria Tata Ruang, dan Badan Restorasi Gambut.