Pendahuluan
Ekspansi luas perkebunan kelapa sawit Indonesia berada di ambang terobosan pertanian dengan eksplorasi produksi biochar. Dengan perekonomian yang sangat bergantung pada ekspor kelapa sawit, mengintegrasikan biochar tidak hanya merepresentasikan perubahan sikap ekologis tetapi juga peluang komersial dengan manfaat jangkauan yang lebih luas.
Biochar, bentuk stabil dari material yang kaya karbon, berasal dari pirolisis biomassa, menawarkan solusi beraneka segi baik untuk tantangan lingkungan dan industri yang dihadapi oleh sektor kelapa sawit. Proses ini melibatkan pemanasan residu organik dari produksi kelapa sawit, dalam lingkungan tanpa oksigen. Pirolisis dari material limbah organik, teknik yang sering digambarkan sebagai ‘karbon – negatif’, untuk menghasilkan biochar memiliki potensi besar dalam mitigasi perubahan iklim dengan menyerap karbon, memperbaiki kesuburan tanah, dan berpotensi merevolusi industri kelapa sawit Indonesia.
Sebagai bentuk karbon yang stabil, biochar dapat bertahan dalam tanah selama ratusan bahkan ribuan tahun, sehingga menjadikannya cara efektif untuk menyerap karbon dioksida dari atmosfer. Selain itu, aspek’ karbon – negatif’ dari produksi biochar semakin diakui sebagai mekanis mepenting untuk mengikat karbon dan mencegah pelepasannya keatmosfer.
Akibatnya, produksi biochar dilihat sebagai komponen kunci dari upaya internasional untuk mitigasi pemanasan global. Dengan mengintegrasikan biochar kelapa sawit kedalam praktik pertanian, industri kelapa sawit dapat menghasilkan kredit karbon, dimana satu kredit mewakili pengurangan satu metrik ton karbon dari atmosfer. Kredit ini kemudian dapat diperdagangkan di pasar karbon, memberikan insentif untuk mengurangi emisi gas rumah kaca.
Pasar Karbon Sukarela (Voluntary Carbon Market)
Pasar karbon sukarela adalah sektor yang berkembang pesat dan memungkinkan perusahaan dan individu untuk mengimbangi emisi gas rumah kaca mereka dengan membeli kredit karbon dari proyek yang mengurangi, menghindari, atau menghilangkan emisi karbon.
Dalam beberapa tahun terakhir, pasar telah mengalami pertumbuhan signifikan dan peningkatan minat dari berbagai pemangku kepentingan. Menurut laporan Stateof the Voluntary Carbon Markets 2023 report by Ecosystem Market place, pasar karbon sukarela mencapai nilai transaksi hampir $ 2 miliar pada tahun 2023.
Banyak perusahaan, termasuk korporasi besar, telah membuat komitmen iklim ambisius, seperti mencapai emisi nol bersih pada target sampai tahun tertentu. Untuk mencapai tujuan ini, perusahaan semakin beralih kepasar karbon suka rela untuk mengimbangi emisi yang tidak dapat dihindari. Hal ini menyebabkan lonjakan permintaan untuk kredit karbon berkualitas tinggi dan fokus yang lebih besar pada manfaat proyek karbon, seperti pengurangan jejak karbon agrikultur, konservasi keanekaragaman hayati, dan pengembangan komunitas.
Pasar biochar global masih dalam tahap awal pengembangan tetapi diperkirakan akan tumbuh signifikan dalam beberapa tahun mendatang karena permintaan yang meningkat untuk solusi berkelanjutan dalam mitigasi perubahan iklim dan peningkatan kesuburan tanah. Menurut laporan oleh Grand View Research, ukuran pasar biochar global dinilai sebesar USD 1,6 miliar pada tahun 2023 dan diperkirakan akan berkembang dengan tingkat pertumbuhan tahunan gabungan (CAGR) sebesar 14,2% dari tahun 2024 hingga 2030. Pasar ini disegmentasikan berdasarkan jenis bahan baku, aplikasi, dan wilayah, dengan biomassa kayu sebagai bahan baku dominan dan agrikultur sebagai segmen aplikasi terbesar.
Beberapa perusahaan berinvestasi dalam penelitian dan pengembangan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas biaya produksi biochar dan juga berfokus pada ekspansi jaringan distribusi mereka untuk memenuhi permintaan yang meningkat dari berbagai industri yang merupakan pengguna akhir. Seiring semakin banyak negara mengadopsi kebijakan dan regulasi untuk mendukung penggunaan biochar dalam agrikultur dan proyek penyimpanan karbon, pasar diperkirakan akan mengalami peluang pertumbuhan yang signifikan dalam beberapa tahun mendatang.
Mengintegrasikan biochar kedalam sistem kredit karbon menghadapi beberapa kenda layang perlu diatasi untuk memastikan implementasi yang berhasil. Salah satu hambatan utama adalah pengembangan metode standar disasi untuk memverifikasi potensi penyimpanan karbon aktual dari biochar. Ini memerlukan pengujian dan pemantauan ilmiah yang ketat untuk secara akurat mengukur jumlah karbon dioksida yang dihilangkan dari atmosfer dan disimpan dalam biochar dalam jangka waktu yang lama. Selain itu, membangun sistem yang dapat diandalkan dan transparan untuk melacak stabilitas jangka panjang biochar dalam berbagai jenis tanah dan kondisi iklim sangat penting untuk menjaga integritas kredit karbon.
Selanjutnya, memperoleh penerimaan luas di antara pemangku kepentingan, termasuk produsen kelapa sawit, pembeli kredit karbon, dan badan regulasi, memerlukan komunikasi yang jelas tentang manfaat dan risiko yang terkait dengan kredit karbon berbasis biochar, serta pengembangan mekanisme penetapan harga yang adil dan setara.
Meskipun ada hambatan ini, peluang untuk mempromosikan praktek berkelanjutan dan menciptakan industri sampingan ‘hijau’ tidak dapat diabaikan. Saat perusahaan dan negara berusaha untuk mengurangi jejak karbon mereka, permintaan untuk kredit karbon yang dapat diverifikasi dan efektif meningkat. Biochar kelapa sawit menyajikan peluang menguntungkan bagi produsen untuk terlibat dalam ekonomi hijau yang timbul. Ini tidak hanya dapat menyebabkan aliran pendapatan baru tetapi juga mendorong praktek lebih berkelanjutan diindustri kelapa sawit.
OrganicsPyroclast®
Selama 15 tahun terakhir, Organics Group telah mengembangkan dan menyempurnakan sistem untuk produksi biochar. Dikembangkan terutama sebagai alternatif pengolahan material limbah organik, sistem pirolisis Pyroclast® mengolah berbagai macam bahan baku.
Dengan memvariasikan laju pemanasan, waktu retensi, dan suhu, Pyroclast® dapat mengoptimalkan proses pirolisis untuk setiap bahan baku yang spesifik, memastikan konversi yang efisien dan produksi biochar berkualitas tinggi. Fleksibilitas ini memungkinkan sistem untuk beradaptasi dengan karakteristik unik dari berbagai material organik, memaksimalkan potensinya untuk penyimpanan karbon dan aplikasi lainnya.
Dalam konteks limbah kelapa sawit ,Pyroclast® dapat secara efektif memproses tandan kosong, cangkang kernel, dan pelepah, mengubah residu ini menjadi biochar. Namun, kemampuan system dapat jauh lebih luas diluar industri kelapa sawit. Limbah hutan, seperti kulit, ranting, dan biomassa kayu lainnya, juga dapat diubah menjadi biochar menggunakan Pyroclast. Ini tidak hanya memberikan solusi berkelanjutan untuk mengelola residu hutan, tetapi juga menciptakan peluang untuk penyimpanan karbon dan perbaikan tanah di sektor kehutanan.
Selainitu, Pyroclast® dapat memproses pengolahan dari pabrik digesti anaerobik. Digest ianaerobik adalah proses yang memecah materi organik dalam ke tiadaan oksigen, menghasilkan biogas dan digestat yang kaya nutrisi. Sementara biogas dapat digunakan untuk pembangkit energi, sedangkan digestat sering memerlukan pengolahan atau pembuangan lebih lanjut. Dengan pemanfaatan digestat kepirolisis menggunakan Pyroclast®, dapat diubah menjadi biochar, mengurangi limbah dan menciptakan produk berharga dengan berbagai aplikasi.
Kemampuan Pyroclast® untuk menangani sumber limbah organik lainnya semakin memperluas potensinya untuk produksi biochar. Limbah makanan, residu agrikultur, dan bahkan endapan selokan (sewage) dapat diproses oleh sistem, memberikan alternatif berkelanjutan untuk pembuangan keTPA atau insinerasi. Dengan mengubah aliran limbah ini menjadi biochar, Pyroclast® berkontribusi pada pengembangan ekonomi sirkular, dimana limbah diubah menjadi sumber daya dengan manfaat lingkungan dan ekonomi.
Fleksibilitas sistem Pyroclast® dalam mengolah berbagai bahan organik menempatkannya sebagai teknologi kunci di industri biochar. Kemampuannya untuk memproses limbah kelapa sawit, residu hutan, digestat, dan sumber limbah organik lainnya memungkinkan produksi.
Biochar berkualitas tinggi dengan karakteristik penyimpanan karbon terbaik di kelasnya. Fleksibilitas ini tidak hanya memaksimalkan potensi untuk penyimpanan karbon tetapi juga membuka peluang baru untuk pengelolaan limbah berkelanjutan dan penciptaan produk bernilai tambah diberbagai sektor.
(Selengkapnya dapat dibaca di Majalah Sawit Indonesia, Edisi 150)