Koperasi merupakan institusi dalam arti nilai dan juga sekaligus sebagai lembaga atau badan usaha. Sebagai nilai atau institusi, ia berbeda dengan teknologi. Dalam teknologi hubungan fungsional yang terjadi adalah hubungan input-output. Dalam koperasi hubungan fungsional yang ada adalah hubungan antar-pelaku sosial-ekonomi terhadap sesuatu atau sumberdaya, yaitu hubungan antara Alpha, Beta, Gamma dan lain-lain sebagai person atau sebagai badan usaha terhadap sesuatu sesuai dengan konteksnya. Andaikan kita sederhanakan hubungan fungsional antar-pelaku ekonomi di mana para pelakunya hanya ada dua pihak, dan kita ketahui bahwa kerjasama (cooperation) atau kompetisi (competition, conflict) antara keduannya akan berada pada situasi berikut, yaitu dimensi ruang kemunginan: kalah, status quo atau draw, dan menang. Untuk memudahkan melihat kemungkinan-kemungkinan tersebut saya sajikan Tabel 1berikut:
Pada Tabel1 dapat dilihat bahwa dengan mengasumsikan peluang terjadinya masing-masing kejadian sama, maka peluang untuk mendapatkan solusi menang-menang (sama-sama untung) hanyalah 1/9=0.1111. Jadi, peluang terjadi hal lainnya adalah 8/9 = 0.8888. Dari pemikiran ini dapat difahami bahwa peluang untuk mencapai solusi win-win ini adalah sangatlah kecil relatif terhadap peluang terjadinya kalah-menang, menang-kalah dan kalah-kalah. Selain itu, peluang menang-menang atau sama-sama untung tersebut juga hanya mungkin ada kalau Alpha dan Beta bekerjasama (cooperative). Seandainya, Alpha dan Beta sama-sama kuat dan berkompetisi (competitive) maka solusi yang paling mungkin terjadi adalah status quo-status quo atau tidak terjadi perubahan. Sedangkan apabila kekuatan antara Alpha danBeta tidak berimbang maka akan terjadi solusi yang tidak berimbang juga yaitu salah satu di antaranya kalah atau menang, tergantung siapa yang lebih kuat. Adapun solusi kalah-kalah akan terjadi apabila persaingan di antara keduanyasaling menghancurkan, sehingga terjadi hasil akhir yang lebih rendah dari posisi awal keduanya( status quo).
Tabel 1. Kemungkinan Interaksi Alpha dan Beta dalam Ruang Menang, Status Quo dan Kalah
Beta(B) | ||||
Menang | Status Quo (Draw) | Kalah | ||
Alpha(A) | Menang | 1.1 Menang, Menang (1/9) | 1.2 Menang, Status Quo( 1/9) | 1.3 Menang, Kalah (1/9) |
Status Quo (Draw) | 2.1 Status Quo, Menang(1/9) | 2.2 Status Quo, Status Quo (1/9) | 2.3 Status Quo, Kalah (1/9) | |
Kalah | 3.1 Kalah, Menang (1/9) | 3.2 Kalah, Status Quo (1/9) | 3.3 Kalah, Kalah (1/9) |
Sebagai masukan bagi perumusan kebijakan, Tabel1 paling tidak dapat memberikan pesan sebagai berikut:
- Bahwa pengembangan institusi merupakan bagian penting dalam perumusan kebijakan ekonomi mengingat kebijakan pengembangan institusi yang keliruakan memproduksi kondisi ekonomi yang kurang menguntungkan dipandang dari kepentingan publik seperti meningkatnya kesenjangan ekonomi (bagi yang kalah kondisi ekonominya semakin memburuk);
- Bahwa kemungkinan yang lebih buruk juga bisa terjadi apabila partisipan melakukan “perang ekonomi” yang menghasilkan solusi akhir yang lebih buruk dari kondisi awal (kalah-kalah);
- Bahwa apabila sistem ekonomi yang dijalankan adalah model kompetisi dengan memproteksi yang lemah, misalnya A, dengan menjaga posisi status quo A, maka B bisa menang atau tetap pada posisi status quo (tidak mungkin kalah karena sudah terlalu kuat relatif terhadap A);
- Bahwa kemajuan seluruh pelaku ekonomi dalam sistem yang dibicarakan (solusi win-win) hanya akan terwujud dengan membangun institusi cooperative (win-win);
- Dengan demikian model ekonomi cooperative adalah model rekayasa institusi yang sejalan dengan kemajuan bersama dalam sistem pembangunan ekonomi.
Kompetitif atau kooperatif adalah bagian dari pilihan di hadapan para pengambil kebijakan atau pelaku ekonomi. Tetapi, apabila hasilnya adalah ingin sama-sama menang maka tidak ada peluang apa bila keduanya melakukan kompetisi. Artinya, dengan bergeser dari kompetitif ke kooperatif maka solusi win-win akan memberikan hasil atau output yang lebih tinggi bagi keduanya (bagiseluruh pemain). Jadi, pengembangan budaya kooperatif adalah solusi the first best.
(Selengkapnya dapat dibaca di Majalah Sawit Indonesia, Edisi 141)