Di bawah binaan PT SMART Tbk, Kelompok Tani Sinar Harapan menerapkan kegiatan pertanian tanpa membakar lahan. Petani juga diarahkan menghasilkan produk pertanian organik.
Memasuki bulan November 2016, warga Desa Lembah Hijau 2 berinisiatif membentuk dalam Kelompok Tani Sinar Harapan. Pembentukan kelompok tani ingin mempelajari kegiatan pertanian yang ramah lingkungan.Di atas tanah rawa, petani enggan membakar lahan seperti yang biasa dilakukan petani lain untuk berladang dan bercocok tanam.
“Kami gotong royong membuka lahan pertanian ini. Hampir satu bulan lamanya kami bersihkan lahan dan tanpa membakar,” kata Yatimin, Ketua Kelompok Tani Sinar Harapan ketika ditemui rombongan media pada 18 Januari 2017 di Desa Lembah Hijau 2 di Kecamatan Nanga Tayap, Ketapang, Kalimantan Barat.
Untuk menyakinkan masyarakat terlibat dalam kegiatan tani tanpa bakar tidak gampang. Naomi Distrina,
Pendamping Kelompok Tani Sinar Harapan, mengatakan sosialisasi program ini menyasar 24 dusun di sekitar wilayah kerja PT Agrolestari Mandiri. Desa Lembah Hijau 2 termasuk salah satu dusun yang menyambut baik program ini.
Trigunawan, Kepala Desa Lembah Hijau 2 mengakui masyarakat setempat terbiasa menggunakan api untuk buka ladang. Biaya lebih murah dan cepat bersihkan lalang daripada cara manual.
Setelah anggota Kelompok Tani Kelompok Harapan sepakat menjalankan program pertanian ekologis terpadu. Naomi sebagai pendamping warga membuat survei pengkajian kehidupan keberlanjutan. Tujuan survei ini untuk mendapatkan informasi pengeluaran bulanan warga. Dari survei diketahui bahwa kebutuhan belanja lauk pauk warga terbilang tinggi. Dalam satu bulan, belanja sayuran mencapai Rp 1 juta.
Berangkat dari masalah ini, kata Naomi, masyarakat berkeinginan membuat pertanian ekologis terpadu. Harapannya, warga dapat menekan pengeluaran untuk kebutuhan pembelian sayuran.
“Kelompok kami rapat sampai 18 kali supaya program ini dapat berjalan baik,” kata Mia Trigunawan, anggota Kelompok Tani Sinar Harapan.
Di hadapan rombongan media yang berkunjung ke lahan pertanian Kelompok Tani Sinar Harapan. Muhamad Taufik Purba, anggota kelompok tani, yang telah menyiapkan presentasi di atas karton menjelaskan pemahaman kegiatan ekologis pertanian terpadu adalah pertanian ramah lingkungan dengan memperhatikan ekosistem lahan. Prinsip utama tidak boleh melakukan cara membakar lahan karena bisa rugikan ekosistem dan petani itu sendiri.
“Cara membakar lahan juga berakibat kepada matinya musuh alami serta hilangnya unsur hara,” jelas pria asal Sumatera Utara ini.
Kelompok Tani Sinar Harapan bersama warga bergotong royong membersihkan lahan untuk kegiatan pertanian. Lahan dibersihkan dengan alat-alat seperti cangkul, parit. Dengan cara ini kelompok Tani ingin membuktikan lahan bisa dibuka tanpa harus membakar.