Program mandatori biodiesel akan ditingkatkan menjadi bauran 30% atau B30 pada 2020. Devisa negara dapat dihemat sampai puluhan triliun dan jutaan impor solar dapat berkurang.
Pemerintah berencana mengadakan uji kendaraan (road test) berbahan bakar B30. Road test akan menempuh jarak mencapai 40 ribu kilometer. Master Parulian Tumanggor, Ketua Umum Asosiasi Produsen Biofuels Indonesia (APROBI) menjelaskan bahwa semua negara berlomba mengembangkan pemakaian energi baru terbarukan seperti air, tenaga surya, dan angin. Indonesia memiliki minyak sawit untuk diandalkan sebagai bahan baku energi terbarukan seperti biodiesel.
“B30 akan membangkitkan nasionalisme Indonesia karena biodiesel ini produk buatan dalam negeri. Manfaat yang diberikan sangatlah besar untuk penghematan devisa dan menekan impor bahan bakar minyak bumi,” ujar Tumanggor.
Andriah Feby Misna, Direktur Bioenergi Kementerian ESDM, menyebutkan uji kendaraan resmi berjalan pada 20 Mei 2019. Kendaraan yang digunakan berbobot di atas 3,5 ton. “Sedangkan, kendaraan berbobot di bawah 3,5 ton diharapkan bisa dilakukan akhir Mei ini. Road test ini akan selesai bulan Oktober tahun ini,” kata Andriah.
Andriah mengatakan sejumlah persiapan akan dilakukan seperti melakukan overhaul kendaraan. Memang persiapannya cukup banyak. Salah satu persiapannya menyiapkan titik pengisian B30.
Dijelaskan Andriah, tahun ini baru dilakukan uji kendaraan. Karena bahan bakar biodiesel perlu dibakukan dalam Standar Nasional Indonesia (SNI).“Tahun 2020 mungkin baru bisa diterapkan. Karena dalam road test ini dilihat kualitas bahan bakar selama pengujian dan efisiensi seperti apa. Lalu gimana emisi dan kinerja mesin memakai B30 seperti apa,” ujarnya.
Road test B30 ini akan melibatkan berbagai pihak antara lain Kementerian ESDM melalui Ditjen, Ditjen Migas, dan Balitbang ESDM, Lemigas, Kementerian Perindustrian, Kementerian Perhubungan, BPPT, ITB, APROBI, GAIKINDO, dan Pertamina. Jarak tempuh ujicoba ini mencapai 40 ribu kilometer dari Lembang, Cirebon, sampai Guci (Tegal). Nantinya, hasil uji kendaraan ini akan menjadi rujukan pemerintah dalam membuat keputusan B30.
Dari kalangan pelaku otomotif melalui GAIKINDO telah memberikan dukungan. Menurut Paulus, 11 mobil dan truk milik Gaikindo telah diserahkan untuk diujicobakan. Kendaraan ini sedang menjalani tahapan bongkar mesin (over haul) oleh tim rating. Bongkar mesin ini dilakukan untuk membersihkan mesin mesin agar siap dan sesuai bagi penggunaan B30. Selesai kegiatan overhaul barulah uji jalan berlangsung.
“Mesin dibongkar semua mulai dari tangki, pipa semua dibuka dan dibersihkan. Kegiatan ini sudah mulai 29 April 2019 lalu,” papar Paulus.
Paulus Tjakrawan mengatakan uji jalan kendaraan berbahan bakar B30 melewati rangkaian riset mendalam dan komprehensif. Kendaraan akan melewati berbagai medan jalan seperti dataran rendah, tinggi, bermacam klimat, jalan yang naik dan turun, lalulintas padat, dan jalan tol. Tujuannya mendapatkan hasil uji jalan terbaik dan dapat dipertanggungjawabkan.
Penggunaan B30 diperkirakan menambah konsumsi CPO domestik antara 9 juta -10 juta ton. Bahkan B30 ini dapat menghemat impor minyak solar sekitar 55 juta barel per tahun. “Ini kebutuhannya (B30) bisa 9,6 juta hingga 10 juta kl. Dibulatkan saja menjadi 9 juta Kl. Apabila dikonversi ke minyak bumi bisa 55 juta barel,” ungkap Paulus Tjakrawan.
Dari kalangan pelaku otomotif telah menyatakan kesiapan penggunaan B30. Salah satuny PT United Tractors Tbk, distributor tunggal Scania di Indonesia. Harijadi Mawardi, General Manager PT United Tractors Tbk, menuturkan perusahaan sudah menyiapkan langkah untuk mengantisipasi penerapan solar B30 tahun ini. “Dari B20 berjalan ke B30 mesin diesel tidak ada masalah. Hanya sedang menunggu keputusan itu dari pemerintah,” kata Harijadi.