CV Agro Tunasunggul Indonesia tetap menjaga kualitas produk (benih). Dan mempastikan produknya berkualitas unggul, dan mempunyai sertifikat resmi.
Bagi pembudidaya tanaman kelapa sawit baik pekebun dalam skala kecil maupun besar, tentu sudah tidak asing lagi dengan tanaman kacang-kacangan. Tanaman ini memiliki beberapa fungsi salah satunya sebagai penutup lahan atau Legume Cover Crop (LCC). Di Indonesia, ada beberapa varietas atau jenis tanaman kacang-kacangan yang dipasarkan bahkan sudah ada benih kacang-kacangan yang dibudidaya oleh penangkar.
Tanaman kacangan yang ditanam di lahan kelapa sawit mempunyai manfaat antara lain, sebagai pupuk hijau, mencegah erosi, memperbaiki struktur tanah, menghambat penguatan terlalu besar, mengurangi hama/penyakit, dan dapat menambah estetika di perkebunan.
Salah satu, penangkar benih adalah CV Agro Tunasunggul Indonesia. Selain penangkar benih, perusahaan ini menjadi distributor benih kacang-kacangan varietas lain.
Pemilik CV Agro Tunasunggul Indonesia, Jufrizal mengatakan saat ini benih kacang-kacangan yang ada di pasaran berkualitas. Benih kacang-kacangan yang ada di pasaran berasal dari luar dan dalam negeri (lokal).
“Namun, produk impor benih kacang-kacangan sudah semakin sedikit karena produk lokal sudah banyak dan bisa memenuhi kebutuhan kacangan,” kata Jufrizal yang akrab disapa Rizal, saat ditemui di Palembang, Februarilalu.
Rizal menjelaskan pihaknya sebagai penangkar benih kacangan lokal yang bermitra dengan petani binaan. Dengan memproduksi benih kacangan untuk memenuhi pasar kacangan di Indonesia.
Saatini, perusahaan yang ia kelola memasarkan beragam varietas atau jenis benih kacangan di antaranya Mucuna Brateata (MB), Pueraria Javabica (PJ), Colopogonium Careuleum (CC), Calopogonium Muconoides (CM), Centricema Pubescens (CP) dan Mucuna Conchichinensis (MC).
Di tengah persaingan usaha benih kacangan, Rizal menegaskan pihaknya berkomitmen menjaga mutu benih. “Kualitas produk (benih) terus dijaga. Dan mempastikan produknya berkualitas unggul, dan mempunyai sertifikat resmi. Selain, menjaga kualitas benih dari sisi harga lebih kompetitif karena memproduksi benih sendiri berbekal Sumber Daya Manusia (SDM) yang berpengalaman,” tegasnya.
(Selengkapnya dapat di baca di Majalah Sawit Indonesia, Edisi 101)