JAKARTA, SAWIT INDONESIA – CV. Smart Batik Indonesia (Sm-art Batik), perusahaan batik asal Yogyakarta, menorehkan prestasi dengan menjadi pelopor industri batik bersertifikat halal di Indonesia. Sm-art Batik merupakan salah satu mitra UKMK Sawit Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS).
Perusahaan ini dirintis oleh pasangan alumni UNY, Miftahudin Nur Ihsan (Ihsan) dan Dinar Indah Lufita Sari (Dinar) sejak 2018. Ihsan merupakan alumni program studi pendidikan kimia tahun 2016 yang saat ini menjabat sebagai CEO. Sementara Dinar adalah alumni program studi kimia 2018.
Sm-art Batik mendapatkan sertifikat halal setelah melalui serangkaian proses validasi. Proses dimulai dengan pendaftaran, pengisian data, dan proses audit yang dilakukan Lembaga Pemeriksa Halal (LPH). Sertifikat Halal merupakan pengakuan kehalalan produk yang diterbitkan oleh Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) Kementerian Agama berdasarkan fatwa halal tertulis yang dikeluarkan oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI). Sesuai dengan UU Nomor 33 Tahun 2014 tentang Jaminan Produk Halal (UU JPH) bahwa seluruh produk yang beredar di Indonesia wajib bersertifikat halal kecuali produk haram dan produk yang dikecualikan dari kewajiban sertifikasi halal.
“Sertifikat halal menjadi bukti keseriusan untuk mendorong industri batik berkelanjutan. Batik ini harus terus dikembangkan dan kami harus terus berinovasi, apalagi Jogja adalah Kota Batik Dunia. Pengusaha batik Jogja harus menjadi pioner dan contoh di industri batik, termasuk dalam memastikan kehalalan produk barang gunaan sesuai dengan UU JPH,” ujar Ihsan dalam keterangan tertulis yang diterima redaksi, Selasa (2 Januari 2024).
Dalam memperoleh sertifikat halal, Sm-art Batik, diaudit oleh LPH BBSPJIKB (Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri Kerajinan dan Batik) atau yang lebih dikenal dengan Balai Batik.
Kewajiban sertifikasi halal inipun mencakup barang gunaan. Walaupun barang gunaan baru diwajibkan tahun 2026, karena saat ini pemerintah masih berfokus pada produk makanan dan minuman serta jasa terkait.”Tetapi kami tetap memprioritaskan agar produk batik cepat memperoleh label halal,” jelash Ihsan pemenang Wirausaha Muda Berprestasi Kemenpora 2020.
Kepala Divisi UKMK BPDPKS Helmi Muhansyah menyambut baik apa yang dilakukan Sm-art Batik. “Sm-art Batik terus menunjukkan progres yang baik dalam pengembangan industri batik sawit. Dengan sertifikat halal, tentunya semakin memantapkan bahwa sm-art batik terus berprogres menuju industri sawit berkelanjutan. Kami, juga akan terus mendukung pengembangan UKMK Sawit agar industri hilir sawit semakin berkembang.”
COO Sm-art Batik, Dinar Indah Lufita Sari, mengungkapkan bahwa BPDPKS menyadarkan kami, bahwa ternyata sawit memiliki potensi yang luar biasa untuk diriset. “Sawit ini luar biasa, kita harus mendorong hilirisasi industri sawit, Komponen dari sawit bisa menjadi alternatif untuk menggantikan parafin yang dari minyak bumi. Selain itu, beberapa bagian tanaman ini dapat dimanfaatkan sebagai pewarna alami. Kami terus menggali itu” kata mahasiswi Doktoral Kimia Analisis UGM tersebut.
“Harapannya nanti di tahun 2024, produk kami yang sudah bersertifikat halal dapat lebih diterima di pasar khususnya pasar global karena saat ini terjadi peningkatan permintaan produk halal di internasional,” tambah Dinar.
Setelah lulus kuliah, Ihsan dan Dinar berkomitmen mengembangkan usaha batiknya dan sama-sama memperoleh beasiswa untuk melanjutkan studi. Ihsan melanjutkan di Program Magister Manajemen UGM dengan beasiswa LPDP, sementara Dinar di Program S2 dan S3 Kimia UGM melalui beasiswa PMDSU. Keduanya juga sempat memperoleh penghargaan dari Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia sebagai salah satu dari 25 Pasangan Muda Inspiratif dan Berprestasi Indonesia tahun 2019.
Sejak bulan Agustus 2023, Sm-art Batik menjadi UKMK Sawit dan berkomitmen mengembangkan industri batik sawit, bukan hanya malam yang dari sawit. Melainkan saat ini sampai dengan pewarnaan menggunakan bahan alami dari tanaman sawit.