Makassar, SAWIT INDONESIA – Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) menyambut baik pelatihan petani sawit yang diikuti 209 orang dari Kabupaten Luwu Utara. Sebab, dapat mendorong pengembangan perkebunan sawit berkelanjutan.
Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan, Sulawesi Selatan, Imran Jauzi mengatakan pihaknya sangat mengapresiasi program pengembangan SDM Perkebunan Kelapa Sawit (SDMPKS) melalui kegiatan pelatihan petani sawit dari Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) dan Ditjen Perkebunan yang diselenggarakan oleh AKPY STIPER.
“Kegiatan ini penting dilakukan untuk meningkatkan skill para petani sawit untuk mengelola kebun sawit berkelanjutan,” ujarnya saat ditemui usai acara pembukaan di salah satu hotel di Makassar, pada Selasa (7 Mei 2024).
Dikatakan Imran, pihaknya melihat potensi perkebunan kelapa sawit sangat besar, namun dari sisi produksi masih relatif rendah.
“Maka, ini tergantung dari pengelolanya (SDM-nya). Untuk itu, kami sangat mengapresiasi kegiatan pelatihan petani sawit. Untuk itu, diperlukan langkah-langkah untuk membenahi tata kelola perkebunan kelapa sawit, salah satunya melalui kegiatan pelatihan,” katanya.
Sebagai informasi, pelatihan petani sawit bentuk perhatian dari pemerintah pusat untuk membenahi tata kelola perkebunan sawit melalui BPDPKS dan Ditjen Perkebunan, yang melibatkan lembaga pelatihan (AKPY STIPER).
Dalam pelatihan petani sawit yang diikuti petani sawit dari Kabupaten Luwu Utara mendapatkan beberapa materi. Untuk kelas Budidaya Tanaman Kelapa Sawit, disampaikan materi; persiapan lahan, penanaman kacangan, pembibitan pre nursery, pembibitan main nursery, penanaman, perawatan tanaman belum menghasilkan (TBM), dan perawatan tanaman menghasilkan (TM).
Sementara, untuk kelas Panen dan Pascapanen mendapatkan beberapa materi seperti; falsafah dan regulasi panen, persiapan panen, kriteria matang panen, taksasi produksi, organisasi pelaksanaan panen, pengangkutan dan ketelusuran, teknik memanen. Semua materi disampaikan oleh instruktur berpengalaman dari AKPY STIPER, sebagai bekal petani sawit dalam pengelolaan kebun.
Lebih lanjut, Imran mengatakan pihaknya akan melakukan monitoring usai pelaksanaan pelatihan. Hal ini dilakukan untuk melihat apakah ilmu pengetahuan yang didapat selama pelatihan diimplementasikan. Dan, untuk melihat perkembangan tata kelola kebun sawit rakyat yang dikelola petani.
“Iya, kami akan melakukan monitoring dengan melibatkan UPTD terkait, yaitu penyuluh yang ada di masing-masing kecamatan. Untuk melihat progres tata kelola sawit rakyat setelah pelatihan. Ini sudah menjadi SOP untuk melihat perkembangannya,” pungkasnya.