Banda Aceh, SAWIT INDONESIA – Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (APKASINDO) mengusulkan kemitraan dijadikan indikator bagi Penilaian Usaha Perkebunan. Alasannya, kerjasama kemitraan telah dicantumkan dalam regulasi.
Ketua Harian APKASINDO, Gus Dalhari Harahap menjelaskan bahwa regulasi telah mengatur kewajiban kemitraan antara perusahaan dengan petani. Maka, kemitraan perlu kerja sama, baik langsung maupun tidak langsung atas dasar prinsip saling mempercayai, saling berkeadilan, dan berkelanjutan.
Dalam Peraturan Menteri ATR/BPN, ada klausul mewajibkan kemitraan perusahaan kepala sawit bermitra dengan petani. Berpijak dari regulasi tadi, Gus Harahap menyarakan kepada pemerintah daerah untuk melakukan supervisi ke perusahaan-perusahaan sawit untuk memastikan kemitraan dengan petani.
“Penilain PUP (Penilaian Usaha Perkebunan) harus ada izin kemitraan, kalau tidak (izin kemitraan) turunkan kelas (perusahaan). Mungkin ini bisa diajak kerjasama karena bahwa uang petani kelapa sawit sangat banyak,” kata Gus Harahap saat memberikan sambutan dalam Workshop Penguatan Kemitraan dan Kelembagaan Perkebunan Sawit Rakyat Provinsi Aceh (APKASINDO), Selasa (7/5/2024), yang diselenggarakan oleh DPP APKASINDO dan BPDPKS di Banda Aceh.
Asisten Perekonomian dan Pembangunan Sekda Aceh, Mawardi saat membacakan sambutan Penjabat Gubernur Aceh, menyambut baik kemitraan petani diharapkan dapat meningkatkan akses mereka terhadap modal, teknologi dan pasar, sehingga mampu meningkatkan produktivitas dan kualitas hasil sawit.
Selain itu, kemitraan juga memungkinkan adopsi praktik pertanian yang berkelanjutan dan ramah lingkungan, serta memperkuat posisi tawar petani dalam bernegosiasi dengan pihak-pihak lainnya.
Sejalan dengan hal tersebut, kata Mawardi, Pemerintah Aceh mendukung upaya yang telah dilakukan oleh Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (APKASINDO) Aceh dalam memperkuat kemitraan dan kelembagaan perkebunan sawit rakyat.
Ketua Apkasindo Aceh, Sofyan Abdullah, mengatakan kegiatan itu bertujuan mendorong para petani sawit di Tanah Rencong memperkuat kemitraan antar petani dengan pabrik kelapa sawit. Baik dengan PTPN I dan beberapa perkebunan swasta.
“Kemitraan ini sudah berjalan dengan berbagai pihak, kemitraan ini penting karena ini menjadi salah satu pendongkrak harga TBS,” kata Sofyan.
Menurut Sofyan, selain dapat mendongkrak harga TBS, upaya membangun kemitraan petani sawit juga penting untuk meningkatkan nilai tambah bagi yang bermitra. Kemudian meningkatkan pemerataan pemberdayaan masyarakat dan usaha kecil serta memperluas lapangan kerja.