Mekanisasi dan digitalisasi perlu diharmoniskan dalam sistem perkebunan sawit. Masih banyak tantangan yang dihadapi masing-masing perusahaan dalam proses implementasinya.
“Industri sawit telah menjadi penyumbang devisa terbesar di Indonesia. Tetapi, ekosistem industrinya belum mendukung penerapan mekanisasi di industri sawit untuk dapat berkembang maksimal,” ujar Rektor Instiper Dr Ir Harsawardana M.Eng saat membuka Forum Sawit Indonesia (FoSI) 2022.
Dikatakan Harsawardana, tantangan mekanisasi inilah yang terus dibahas oleh jajaran manajemen industri sawit. Lalu dibuatlah satu ide supaya ada konsorsium bersama supaya mekanisasi sawit dapat berkembang maksimal.
Pembahasan mekanisasi dan digitalisasi ini berlangsung dalam POCOOF (Palm Oil COO Forum) yang dihadiri oleh COO perkebunan kelapa sawit di Auditheater Instiper Yogyakarta, Senin (28 November 2022). Hadir sebagai pembicara antara lain Rujito Purnomo (Direktur PT Astra Agro Lestari Tbk), Parluhutan Sitohang, COO PT Sampoerna Agro Tbk, Mubarak Ahmad (COO PT Bumitama Gunajaya Agro), Desmanto (Kepala Divisi Operasional Kelapa Sawit dan Karet Holding PTPN), dan Suwardi (GM Wilmar International Plantation).
Masing-masing pembicara menyampaikan tantangan dan perkembangan mekanisasi serta digitalisasi di perkebunan sawitnya. Mubarak Ahmad, COO PT Bumitama Gunajaya Agro, menjelaskan bahwa mekanisasi perlu didorong dapat berkelanjutan karena kendala utama yang dihadapi penyediaan alat-alat mekanisasi.
“Di Bumitama Gunajaya Agro, aplikasi mekanisasi telah dijalankan untuk kegiatan proses evakuasi panen dan penyebaran bahan organik. Selain itu, kami juga menyiapkan SDM dalam program mekanisasi,” jelasnya.
Desmanto, Kepala Divisi Operasional Kelapa Sawit dan Karet Holding PTPN, menjelaskan bahwa Kemungkinan akan terjadi krisis SDM perkebunan di masa yang akan datang. Peningkatan upah dan daya tarik bekerja di perkebunan. Komitmen PTPN Group dalam implementasi mekanisasi yaitu operational excellence (melakukan aktivitas yang berbeda dan melakukan aktivitas dengan cara yang berbeda dengan kompetitor bisnis), strategic corporate (perubahan struktur dan budaya).
“Diharapkan dengan adanya implementasi mekanisasi akan dapat mengubah high-cost production menjadi low-cost production, low value product menjadi high value product. Selain itu, mekanisasi dapat mengurangi redudansi pekerjaan dari tingkat manajemen yang berbeda,” jelasnya.
baca juga: Agar Mekanisasi Menguntungkan Perkebunan Sawit
Di PT Astra Agro Lestari Tbk mengimplementasikan transformasi digital dan pemanfaatan data teknologi 4.0 untuk mempermudah serta meningkatkan kinerja produktivitas perusahaan. Ada sejumlah aplikasi yang telah dibuat perusahaan dalam kegiatan pengolahan kebun ke pabrik dan sistem proses pendukung.
“Penggunaan teknologi digital harus dimanfaatkan seoptimal mungkin untuk bisa berdaya saing. Tentu saja aplikasi teknologi ini didukung Sumber Daya Manusia. Digitalisasi data sangat membantu dalam pengambilan keputusan karena bersifat realtime,” ujar Rujito Purnomo, Direktur PT Astra Agro Lestari Tbk saat menjadi pembicara
Astra Agro telah membuat sejumlah aplikasi antara lain Melli (Mill Excellent Indicator), Amanda (Aplikasi Mandor Rawat), Siska (Sistem Informasi Kemitraan), Tiara (TBS Prediksi Astra), Almira (Aplikasi Maintenance Astra Agro), dan Dinda (Daily Indicator of Astra Agro).
Rujito menjelaskan bahwa Astra Agro telah memiliki sistem induk yang dikembangkan dengan basis informasi realtime. “Dengan sistem ini, feedback terhadap proses yang berlangsung di lapangan bisa lebih cepat sehingga eksekusinya pun dapat lebih cepat,” lanjutnya.
(Selengkapnya dapat dibaca di Majalah Sawit Indonesia, Edisi 134)