Menurut Kementerian Transmigrasi dan Tenaga Kerja (2014), sampai tahun 2013 tealah berkembang daerah perkebunan kelapa sawit telah berkembang menjadi kawasan pertumbuhan sentra produksi CPO (50 kawasan) di kawasan pedesaan antara lain Sungai Bahar (Jambi), Pemantang panggang dan Peninjau (Sumatera Selatan), Arga Makmur (Bengkulu), Sungai Pasar dan Lipat Kain (Riau), Paranggean (Kalimantan Tengah) dan kawasan lain. Sebagian besar dari kawasan sentra produksi CPO tersebut telah berkembang menjadi kota kecamatan dan kabupaten baru di kawasan pedesaan.
Menarik Pertumbuhan Sektor Lain di Kawasan Pedesaan
Untuk mempercepat pembangunan daerah pedesaan, sektor-sektor diluar pertanian/perkebunan (rural non-farm economy) mencakup manufakturing, kontruksi, transportrasi dan jasa-jasa (Islam, 1997; Rosegrant and Hazel, 2000; Gibb, 1974; Anderson and Leiserson, 1980), perlu dikembangkan. Hal ini penting untuk kondisi kawasan pedesaan Indonesia mengingat sebagian besar penduduk, angkatan kerja dan bahkan penduduk miskin berada pada rural non-farm economy tersebut (SDB, 2004).
Sektor-sektor Rural Non-Farm yang Bertumbuh Akibat Pertumbuhan Produksi CPO
Rank | Sektor |
1 | Sektor Keuangan |
2 | Sektor Jasa Lainnya |
3 | Perdagangan, Hotel, Restoran |
4 | Kimia Dasar, Pupuk/Pestisida |
5 | Minyak, Gas dan Tambang |
6 | Tranportasi |
7 | Infrastuktur |
8 | Pengolahan Makanan |
9 | Alat-alat Listrik |
10 | Sektor Lainnya |
Sumber : Tabel I-O Indonesia
Sumber : GAPKI