Jakarta, Sawit Indonesia – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengungkapkan seiring dengan upaya menurunkan jumlah impor Bahan Bakar Minyak (BBM) dan peningkatan pemanfaatan Bahan Bakar Nabati (BBN) berbasis sawit atau biodiesel, target produksi biodiesel bisa naik jadi 15,8 juta kilo liter (KL).
Hal itu seperti yang diungkapkan oleh Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (Dirjen EBTKE) Kementerian ESDM Eniya Listiani Dewi. Dia menyebutkan target produksi biodiesel pada tahun 2024 yang awalnya ditetapkan sebesar 13,4 juta KL, bisa meningkat menjadi 15,8 juta KL seiring dengan penurunan subsidi untuk impor BBM.
“Target (produksi biodiesel) tahun ini adalah 13,4 juta KL bisa naik jadi 15,8 juta KL, jadi ada peningkatan saya rasa seiring dengan penurunan subsidi untuk impor BBM tentu saja itu bisa dilakukan,” jelasnya kepada CNBC Indonesia, dikutip Jumat (26/4/2024).
Eniya mengatakan hal itu juga didorong oleh pemerintah yang saat ini tengah mendorong pemanfaatan biodiesel khususnya B40 yakni campuran BBM dengan biodesel dengan konsentrasi 40%. Penggunaannya saat ini tengah dilakukan uji coba bukan hanya untuk sektor otomotif, namun juga mencakup sektor perkapalan, alat berat, dan alat pertanian.
“B40 uji untuk otomotif itu sebetulnya sudah tidak ada masalah karena sudah dilakukan sejak tahun lalu, 2023. Nah 2024 ini kita lanjut untuk uji perkapalan, alat pertanian, alat besar seperti ekskavator heavy duty vehicle, lalu kelautan kapal-kapal. Itu uji-uji sudah saya kick off sejak bulan lalu lalu rencana uji sampai Desember tahun ini perlu waktu untuk uji coba dan sejauh ini belum ada komplain,” ujar Eniya.
Dengan begitu, Eniya mengatakan dengan meluasnya sektor pengguna B40 nantinya bisa meningkatkan penggunaan CPO (Crude Palm Oil) dan menurunkan emisi karbon yang dihasilkan oleh BBM. Hal itu juga diklaim sekaligus bisa mengurangi impor BBM ke dalam negeri.
“Nah ini harapkan tentunya ada peningkatan penggunaan CPO dan sekaligus upaya untuk penurunan emisinya masif dan pengurangan impor BBM tentu saja,” imbuhnya.
Selain itu, dia juga menyebutkan dengan meningkatnya penggunaan bodiesel maka bisa lebih menyejahterakan petani sawit lantaran permintaan akan produk sawit semakin besar dan berdampak pula pada harga yang lebih kompetitif.
“Namun ini juga berefek pada peningkatan subsidi untuk biodiesel jadi kompensasi untuk industri CPO. Saya rasa itu juga dikawal oleh BPDPKS karena saat ini sangat memprihatinkan petani ya. Saya rasa dengan adanya permintaan yang lebih harga juga akan kompetitif dan bantuan untuk petani juga bisa dilakukan,” tandasnya.
Sumber: cnbcindonesia.com