Produsen alat berat asal Tiongkok, PT Liugong Machinery Indonesia meresmikan pusat bangun ulang komponen alat berat atau Component Rebuilt Center (CRC) di Balikpapan, dalam pegelaran acara Customer Gathering yang juga dihadiri oleh lebih dari 50 Customer Loyal. Fasilitas tersebut berada di area workshop milik PT Intraco Penta Tbk, yang merupakan distributor alat berat Liugong.
Menurut Vice President Guangxi Liugong Machienery Ltd mengatakan, fasilitas CRC tersebut akan semakin meningkatkan layanan purna jual atau after sales service bagi pelanggan Liugong. Alat berat yang mengalami turun mesin, bisa langsung ditangani dengan penggantian komponen secara cepat sekaligus dengan harga yang lebih ekonomis.
“Liugong Indonesia selalu berupaya membangun kolaborasi di Indonesia, mulai dari dealer lokal hingga perbankan lokal. Adanya fasilitas CRC yang bekerja sama dengan Intraco ini, tentu akan meningkatkan keberlanjutan layanan purna jual kami,” ungkap Guobing saat meresmikan fasilitas CRC di Balikpapan, Selasa (21/2).
Pada kesempatan yang sama, Presiden Direktur Liugong Indonesia, Levi Lin menjelaskan, lewat fasilitas CRC, Liugong akan menyediakan komponen standar hasil rekondisi yang sudah dimanufaktur layaknya produk baru. Komponen rekondisi dapat dipakai secara langsung jika ada permintaan penggantian pada komponen alat berat pelanggan.
Adapun komponen rusak dari pelanggan, nantinya diproses kembali menjadi produk rekondisi. Dengan strategi demikian, para pelanggan tidak perlu menunggu komponen baru dengan harga yang jauh lebih tinggi bahkan terkadang butuh inden.
“Kita terus meningkatkan kapasitas di Indonesia, mulai dari kapasitas produk hingga pelayanan purna jual. Kita melengkapi seluruh investasi purna jual. Sebelumnya kami sudah meresmikan part center, services center, dan sekarang fasilitas CRC ini di Balikpapan,” beber Levi.
Hal senada diungkapkan oleh Chief Executive Officer Intraco, Petrus Halim. Menurutnya, layanan penggantian komponen rekondisi itu sama seperti program exchage, yang selama ini sudah dijalankan oleh Intraco selama lebih dari 25 tahun.
“Program exchange menegaskan bahwa Intraco berhasil membangun kolaborasi. Mesin pelanggan kita copot diganti dengan komponen rekondisi. Lalu mesin tersebut kita bangun ulang lagi, untuk dipasang di alat milik pelanggan lainnya. Kita tukar-tukaran, kolaborasi saling bantu,” jelas Petrus.
(Selengkapnya dapat dibaca di Majalah Sawit Indonesia, Edisi 137)