Jakarta, SAWIT INDONESIA – Strategi pengelolaan lahan gambut ASEAN periode 2022-2030 yang sedang disusun kembali dibahas pada pertemuan lanjutan Third Task Force Meeting for the Development of the new ASEAN Peatland Management Strategy di Jakarta (27/03/2023).
Hadir pada pertemuan tersebut, perwakilan Direktorat Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan , Kepala Subdit Penanggulangan Kebakaran Hutan dan Lahan, Israr. Menurutnya ASEAN Peatland Management Strategy (APMS) untuk mendukung pengelolaan lahan gambut berkelanjutan di regional ASEAN. New APMS dikembangkan untuk tahun 2022-2030, sedangkan APMS sebelumnya dikembangkan untuk periode 2006-2020. APMS disusun oleh ASEAN Member States (AMS) dibawah kerangka ASEAN Agreement Transboundary Haze Pollution (AATHP) dan ASEAN Peatland Management Initiative (APMI).
Israr menjelaskan kegiatan ini dilaksanakan untuk menyusun strategi pengelolaan lahan gambut berkelanjutan di ASEAN. Selain itu, kegiatan ini untuk mengurangi emisi dari deforestasi dan degradasi lahan gambut dan memitigasi dampak buruk perubahan iklim, mengelola risiko kebakaran hutan dan mengurangi kabut lintas batas serta melestarikan dan meningkatkan keanekaragaman hayati lahan gambut.
“Latar belakang adanya pertemuan ini adalah karhutla dengan skala besar yang tidak terkendali terjadi terutama di lahan gambut yang menyebabkan polusi kabut asap lintas batas yang parah yang mempengaruhi kesehatan jutaan orang, mengganggu sistem transportasi, menyebabkan kerugian ekonomi, dan membuat tegang hubungan diplomatik antara negara-negara ASEAN yang bertetangga. Secara global, situasi ini berkontribusi pada pelepasan karbon yang sangat besar dan meluasnya hilangnya keanekaragaman hayati dan ekosistem lahan gambut yang unik dan berharga,” tambah Israr.
“Dalam beberapa dekade terakhir, intervensi manusia seperti penebangan, tebang dan bakar, penggundulan hutan, drainase untuk pertanian, dan akibatnya meningkatnya kebakaran hutan telah mengubah lahan gambut yang kaya karbon menjadi penghasil karbon raksasa,” jelas Israr.
Pertemuan ini dipimpin oleh Chair of COM dari Singapura, dihadiri oleh perwakilan seluruh anggota negara ASEAN, ASEAN Secretariat, AMC Consultant dan GIZ SUPA. Delegasi Indonesia terdiri dari Kasubdit Pelestarian Ekosistem Gambut-Dit.PKEG, Kasubdit Penanggulangan Karhutla-Dit. PKHL, Analis Kebijakan Ahli Muda Dit. PKHL dan Pejabat Fungsional Diplomatik, Direktorat Kerjasama Sosial Budaya-Kementerian Luar Negeri.
Sumber: sipongi.menlhk.go.id